Ketiadaan Evan Dimas, yang jadi starter pada laga melawan Taiwan, ditengarai menjadi faktor penyebab tersendatnya aliran bola timnas U-23 Indonesia.
Garuda Muda tercatat melepas 443 operan saat menghadapi Palestina, berbanding 531 passes di partai sebelumnya. Menurunnya operan bola ini diperparah dengan memburuknya akurasi.
(Baca Juga: Sayap-sayap Timnas U-23 Indonesia, Sektor Kiri Jauh Lebih Dominan)
Timnas U-23 Indonesia cuma menorehkan 76 persen operan sukses (294 kali) alias berkurang dibandingkan 83 persen successful passes (441 kali) di laga versus Taiwan.
Kualitas defensif pemain timnas U-23 Palestina menambah derita Ricky Fajrin cs. Tim asuhan Ayman Sandouqa bisa 26 kali mencegat bola operan pemain timnas U-23 Indonesia.
Cara bertahan mereka juga tanpa kompromi, tercatat dari total 32 clearance sepanjang pertandingan. Bandingkan dengan Taiwan yang cuma bisa menorehkan 21 interceptions walau lebih banyak menyapu bola (40 kali).
Sukses Bungkam Real Madrid, Antoine Griezman Lontarkan Ejekan ke Sergio Ramos https://t.co/vS5uM9B7Rr
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 16 Agustus 2018
(Baca Juga: Septian David Tak Berkembang di Babak Pertama, Lilipaly Kembali ke Posisi Awal)
Kombinasi dari menurunnya akurasi operan plus kualitas defensif lawan akhirnya berdampak pada minimnya kesempatan melepas tembakan.
Timnas U-23 Indonesia cuma meluncurkan 8 tembakan di partai kontra Palestina alias berbanding jauh dengan catatan 19 shots saat menghadapi Taiwan.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Labbola.com |
Komentar