Syamsir Alam, Alan Martha, Irvin Museng, Febrianto Wijaya, Yongki Aribowo, Zainal Haq, Mahadirga Lasut, Rasyid Bakri, Ambrizal Umanailo, hingga Egi Melgiansyah adalah beberapa di antaranya.
Daftarnya kian panjang bila garis sejarah ditarik lebih ke belakang. Eks gelandang Persija dan timnas Indonesia, Imran Nahumarury, misalnya, menyebut bahwa salah satu talenta terbesar di timnas Baretti yang dikirim berguru ke Italia ialah Haryanto "Tommy" Prasetyo.
"Pemain sekelas Bima Sakti bahkan bisa menjadi cadangan karena adanya Tommy, juga lebih baik dibandingkan Ponaryo Astaman," ucap Imran membandingkan mantan rekannya dengan dua eks gelandang yang juga kapten timnas Indonesia tersebut.
"Tommy bagus dalam membaca permainan, pemilihan waktu serta kemampuan bola matinya juga oke. Tetapi, dia perlahan menghilang juga. Mungkin lingkungannya yang tidak memungkinkan berkembang, apalagi sering terpengaruh ajakan orang lain untuk keluar malam," katanya.
Tristan Alif
Bahkan ada juga yang terancam layu saat masih berupa tunas baru. Enam tahun silam, Indonesia digegerkan oleh aksi-aksi olah bola memukau seorang bocah cilik bernama Tristan Alif Naufal yang tersebar di dunia maya.
Pelatih Barcelona dan Manchester City, Pep Guardiola, bahkan mengaku terkesan dengan kemampuan Tristan.
"Dia memiliki kemampuan kaki kanan-kiri sama baiknya dan itu jarang dijumpai," ujar Pep saat berkunjung ke Indonesia enam tahun lalu seperti dikutip dari Kompas.com.
Tetapi, seperti diceritakan Yeyen Tumena di Forum Diskusi BOLA tahun lalu, Tristan belakangan seperti sudah muak dengan sepak bola dan si kulit bundar.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Tabloid Bola |
Komentar