Bicara soal seru, pasti lebih seru saat masih ada Persitara yang juga memiliki basis suporter lumayan besar. Ada gengsi yang dipertaruhkan saat kedua tim bertemu. Walaupun salah satu dianggap lebih besar, tidak mudah meraih kemenangan di pertandingan seperti ini.
Di antara suporter juga lebih seru, terutama pada masa belum ada bentrokan. Kelompok suporter datang dengan warna yang berbeda walau sama-sama dari ibukota. Keren sekali saat satu wilayah punya dua klub dengan basis suporter yang sama-sama militan
Kontrak pertama Anda adalah bersama Persebaya (Persebaya di bawah Mitra Muda Inti Berlian, red.). Banyak pesepak bola Jakarta lain juga seperti Anda yang dikontrak klub luar daerah, sementara jumlah pemain lokal di Persija minim. Menurut Anda, mengapa pemain asli Jakarta seperti susah menembus Persija?
Sedari kecil, saya punya keinginan membela Persija. Tapi, saat masih berusia muda, yang kami butuhkan bukan nama dan kebanggaan sebagai pemain Persija. Buat apa terdaftar sebagai pemain Persija, namun tidak mendapatkan kesempatan bermain karena kalah pengalaman dibanding pemain lain. Persija merupakan tim besar yang setiap tahun berambisi menjadi juara.
(Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia Ungkap Alasan Tak Panggil Boaz Solossa untuk Laga FIFA Matchday)
Besarnya dukungan suporter juga bisa menjadi tekanan. Pemain muda yang baru pertama tampil di Liga dan minim pengalaman mungkin tidak sanggup mengatasi tekanan seperti itu, terlebih saat tim mengalami sejumlah kekalahan. Pemain yang punya mental kuat mungkin tidak akan terpengaruh, namun tidak semua bisa seperti itu.
Jadi, lebih baik memilih mencari pengalaman lebih dulu. Bila memang ada kesempatan, baru kemudian ke Persija. Mungkin itu alasannya hingga pemain muda asli Jakarta lebih baik mencari pengalaman dan jam terbang di tim lain, sekaligus persiapan mental sebelum memperkuat tim besar.
Jakarta saat ini disebut kekurangan lapangan untuk bermain sepak bola. Bagaimana menurut Anda?
Dulu setiap lahan kosong di area perumahan pasti dijadikan lapangan. Pasti ada SSB yang memakai lapangan itu sebagai tempat latihan. Saat ini, tanah di Jakarta sudah penuh dengan bangunan. Lapangan digusur dengan alasan penataan. Saat ini jadi sulit menemukan area kosong yang cukup luas untuk bermain bola. Tanah sudah susah dan mahal. Orang berpikir mungkin lebih baik dijual atau dijadikan rumah kontrakan.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar