Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Legenda Timnas Indonesia dan Pentolan Bonek Kritik Kinerja APPI

By Taufan Bara Mukti - Sabtu, 22 Desember 2018 | 18:25 WIB
General Manager APPI, Ponaryo Astaman, dalam acara Konferensi Pers bertajuk Pertemuan Pesepakbola Indonesia yang berlangsung di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (25/9/2018). APPI mendapat kritik dari Rochy Putiray dan Andie Peci.
TRI MEILINA / BOLASPORT.COM
General Manager APPI, Ponaryo Astaman, dalam acara Konferensi Pers bertajuk Pertemuan Pesepakbola Indonesia yang berlangsung di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (25/9/2018). APPI mendapat kritik dari Rochy Putiray dan Andie Peci.

Dalam kesempatan itu APPI menyampaikan tiga pernyataan yang juga diunggah di akun Twitter mereka yang berisi bantahan terlibat praktik match-fixing.

"1. APPI menolak dan menentang dengan tegas segala bentuk pengaturan skor/match-fixing dalam sepak bola Indonesia; 2. APPI akan membantu dan bekerja sama dengan Pihak Kepolisian (Satgas Pengaturan Skor) dalam penanganan kasus match-fixing yang terjadi di sepak bola Indonesia; 3. APPI akan mendorong pihak kepolisian untuk bersikap adil dalam penanganan kasus match-fixing yang melibatkan pesepak bola Indonesia," bunyi pernyataan resmi APPI.

Pernyataan APPI tersebut mendapat respons dari pentolan bonek, Andie Peci.

Menurut Andie Peci, APPI hanya menyampaikan wacana dan belum memberikan dampak yang signifikan untuk perbaikan sepak bola nasional.

Padahal, dituturkan Andie Peci lewat akun Twitternya, APPI bisa melakukan sesuatu yang lebih daripada sekadar wacana.

"APPI sebagai organisasi pemain pro juga masih saja tak dribbling dan passing bola. Belum ada capaian yang signifikan untuk perubahan sepak bola nasional," tulis Andie Peci dalam cuitannya.

"Sesekali tengoklah keluar, ada banyak yang bisa Anda lakukan untuk sepak bola negeri ini. Walau dalam situasi yang berbeda," tulis Andie Peci dengan disertai foto Socrates, simbol Democracia Corinthiana (Demokrasi Corinthians).

Dilansir BolaSport.com dari Pandit, pada 1978 ketika Socrates bergabung dengan klub Brasil, Corinthians, awalnya ia mengikuti semua peraturan yang berlaku di klub.

Akan tetapi, lama kelamaan ia menginginkan kebebasan yang lebih luas dan akhirnya membuat suatu pergerakan untuk mengkritisi kebijakan klub.

(Baca Juga: Mengungkap Kembali Isi Surat Eli Cohen soal Dugaan Pengaturan Skor di Final Piala AFF 2010)


Editor : Taufan Bara Mukti
Sumber : Berbagai sumber
REKOMENDASI HARI INI

Update Cedera Mees Hilgers, FC Twente akan Tentukan Nasib Bek Timnas Indonesia Kamis

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
Klub
D
P
1
Barcelona
12
33
2
Real Madrid
11
24
3
Atlético Madrid
12
23
4
Villarreal
11
21
5
Osasuna
12
21
6
Athletic Club
12
19
7
Real Betis
12
19
8
Mallorca
12
18
9
Rayo Vallecano
11
16
10
Celta Vigo
12
16
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X