Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Emosi Jadi Penyebab Kegagalan Sebastian Vettel Raih Gelar Juara Dunia F1 2017

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 24 Desember 2017 | 16:05 WIB
Pebalap Ferrari asal Jerman, Sebastian Vettel, melambaikan tangan ke suporter setelah menyelesaikan sesi kualifikasi GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (7/10/2017).
TOSHIFUMI KITAMURA/AFP PHOTO
Pebalap Ferrari asal Jerman, Sebastian Vettel, melambaikan tangan ke suporter setelah menyelesaikan sesi kualifikasi GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (7/10/2017).

Ambisi pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, untuk meraih gelar juara dunia Formula 1 (F1) 2017 pupus setelah cuma bisa mengumpulkan 317 poin pada akhir musim.

Jumlah itu terpaut 46 poin dari pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, yang kemudian menjadi kampiun dunia.

Padahal, hingga grand prix (GP) Belgia yang merupakan seri balap ke-12 pada musim lalu, Vettel masih unggul 7 poin atas Hamilton.

Keadaan berubah 180 derajat saat GP Italia digelar di Autodromo Nazionale Monza, 3 September 2017.

Vettel yang cuma bisa finis di urutan ketiga disalip perolehan poinnya oleh Hamilton.

Pada balapan itu, Hamilton tampil sebagai pemenang.

Vettel yang semula unggul 7 poin menjadi defisit 3 poin dari rivalnya tersebut.

(Baca juga: Nostalgia Medali Indonesia pada Asian Para Games Incheon 2014)

Menurut bos Mercedes, Toto Wolff, ada satu hal yang menjadi penyebab utama kegagalan Vettel merealisasikan ambisinya tersebut.

Hal itu adalah emosi.

Dalam wawancara dengan BBC 5 belum lama ini, Wolff menyebut Vettel hanya terlihat kalem di luar.

Di dalam dirinya, ada emosi dan semangat yang membara.

"Hal tersebut berhasil membawanya menjadi juara dunia dalam beberapa tahun terakhir. Tahun ini, hal itu justru menjatuhkannya," kata Wolff yang dilansir BolaSport.com dari BBC.

"Sebaliknya, Lewis justru tumbuh dewasa secara personal, baik saat di balik kemudi atau di luar kemudi. Hal ini membuat dia sangat kuat," tutur Wolff lagi.

(Baca juga: Menurut Mantan Pebalap F1 Ini, Max Verstappen Bisa Menjadi Ancaman bagi Lewis Hamilton)

Argumen Wolff diperkuat dengan fakta-fakta yang terjadi di atas lintasan.

Pertama, saat balapan GP Azerbaijan di Sirkuit Baku, 25 Juni 2017.

Saat itu, Vettel yang tengah memimpin klasemen dengan keunggulan 12 poin atas Hamilton, melakukan aksi kurang sportif.

Vettel yang menganggap Hamilton sengaja mengerem mendadak saat tengah menjalani balapan di belakang safety car, tiba-tiba menyalip, menyejajarkan mobilnya dengan jet darat Hamilton, lalu menyenggol Hamilton dari sisi kiri.

Akibat tindakannya itu, Vettel pun menerima ganjaran penalti waktu dari penyelenggara balapan.

"Di Baku, kami (Mercedes) langsung melihat data untuk melihat apakah ada tindakan uji rem yang dilakukan Hamilton, kami tidak menemukannya," ucap Wolff.

"Namun, saat itu emosi dan kemarahan Vettel menang. Jika Vettel bisa mengembalikan waktu, dia tidak akan melakukan hal tersebut," kata Wolff.

(Baca juga: Konsultan Red Bull: Max Verstappen dan Daniel Ricciardo akan Saling Melengkapi)

Tindakan kurang sportif kedua yang dilakukan Vettel terjadi pada GP Singapura, tepatnya sesaat selepas start.

Vettel yang membalap dengan terlalu agresif membuat empat pebalap, termasuk dirinya sendiri, menyudahi balapan lebih awal.

"Saya tidak tahu apakah dia merasa tertekan atau tidak. Namun, Sebastian sadar, untuk mencetak 25 poin di Singapura, dia perlu memimpin balapan sejak start," ujar Wolff.

"Dia mencoba melakukan itu, tetapi dengan minimnya penglihatan dari dalam mobilnya, dia cuma memicu reaksi panjang dengan mobil-mobil lain," kata Wolff.

Pasca-insiden GP Singapura, jarak poin antara Vettel dan Hamilton melebar menjadi 28 poin.

Situasi Vettel semakin terhimpit ketika dia lagi-lagi mencatat hasil gagal finis pada seri balap musim 2017.

Pada GP Jepang, Vettel gagal mendulang satu poin, sementara Hamilton justru tampil digdaya dengan memenangi balapan di Sirkuit Suzuka tersebut.

Sejak saat itu, Vettel tak lagi mampu mengejar perolehan poin Hamilton dan terpaksa puas dengan status runner-up pada akhir musim balap F1 2017.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Diya Farida Purnawangsuni
Sumber : bbc.com
REKOMENDASI HARI INI

Real Madrid Punya 1001 Macam Cara, Liverpool Kalau Mau Menang Wajib Waspada

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136