Bergabung dengan tim yang kurang kompetitif tidak menghalangi sinar yang dipancarkan pebalap asal Monte Carlo tersebut. Setidaknya jika dibandingkan dengan pencapaian rekan satu timnya.
Dalam 14 seri balap yang sudah berlangsung, Leclerc dapat mengungguli rekan satu timnya yang lebih berpengalaman, Marcus Ericsson.
Selain meraih poin yang dua kali lebih banyak ketimbang Ericsson, Leclerc 'hanya' tiga kali kalah dari pebalap Swedia itu dalam sesi kualifikasi.
Leclerc tercatat sudah tiga kali lolos ke kualifikasi 3 (memperebutkan posisi start 1-10) sementara pencapaian terbaik Ericsson adalah lolos ke kualifikasi 2 (memperebutkan posisi start 1-15).
Keberhasilan Leclerc finis di posisi keenam saat balapan seri keempat GP Azerbaijan juga menjadi posisi finis terbaik tim Sauber dalam 50 balapan terakhir.
Leclerc untuk sementara menempati posisi ke-15 dengan raihan 13 poin, sementara Ericsson mengoleksi 6 poin dan bertengger di peringkat ke-18 klasemen pebalap F1.
5. Wasiat mendiang bos Ferrari
Kabar bergabungnya Charles Leclerc ke Ferrari disebut-sebut tidak lepas dari keinginan mendiang CEO Ferrari Sergio Marchionne.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Motorsport, penampilan gemilang Leclerc serta turunnya performa Raikkonen membuat Marchionne memberikan lampu hijau bagi sang pebalap muda untuk bergabung dengan Ferrari.
Kendati Raikkonen memiliki kedekatan dengan pemilik Ferrari yang baru, Louis Camilleri, petinggi pabrikan kuda jingkrak tetap menunjuk Leclerc sebagai bentuk penghormatan terhadap Marchionne yang meninggal pada Juli silam.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar