"Setiap Persib bertanding, dia selalu ikut dan izin dulu sama keluarga. Dia bobotoh sejati," ujar Ratna Djuwita, kakak kandung Ricko.
Seperti diperkirakan, jalannya pertandingan berlangsung "panas". Dan di sana, di tribune utara Stadion GBLA, insiden itu pun terjadi.
Ricko, seperti dituturkan oleh temannya, terlihat melindungi dan membela seseorang, disebut-sebut dicurigai sebagai anggota Jakmania, yang tengah dikeroyok oleh oknum bobotoh.
"Ada kegaduhan (pengeroyokan) di tribune atas. Dia inisiatif ke atas karena ingin tahu. Ternyata, ada orang dipukulin karena diduga Jakmania (suporter Persija)," kata Eten, teman Ricko.
Maman Abdurrahman Kaget Ricko Dikeroyok karena Coba Selamatkan Jakmania https://t.co/UBMGkxY7tW pic.twitter.com/eGZKxIggWM
— BolaSport.com (@bolasportcom) 27 Juli 2017
"Korban yang dikeroyok itu lari ke arah dia dan bersembunyi di belakang badannya," ucapnya.
Setelah itu, karena dikira teman yang tengah dipukuli itu, Ricko pun tak luput dari sasaran pengeroyokan oknum bobotoh.
Tubuh Ricko penuh luka karena "dihujani" pukulan. Dia ambruk.
Pria asal Cicadas itu pun mendapat perawatan intensif di ruang Lukas Nomor 7, Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung. Dia sempat tak sadarkan diri.
Kabar dukacita itu datang. Ricko dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 10.10 WIB di rumah sakit tempat dia menjalani perawatan, Kamis (27/7/2017).
Sosok yang disebut sebagai orang periang itu pun berpulang. Seketika, dunia sepak bola yang sejatinya sebagai alat pemersatu terlihat begitu "kejam".
Editor | : | Eris Eka Jaya |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar