Hingga hari Rabu kami sudah tidak bisa bertemu untuk menentukan waktu dan tempatnya.
Saya merasa gelisah dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Balikpapan.
2. Saya memutuskan untuk keluar dari klub karena kami sudah tidak memiliki visi yang sama dengan fasilitas dan nutrisi (misalnya dengan memberikan makanan yang enak.
Saya ingin melindungi dan mencegah pemain cedera dan memperpanjang karier bermain, vitamin dan suplemen mineral lainnya.)
3. Akomodasi yang saya dapatkan sangat di bawah standar.
Saya tidak mengharapkan villa yang mewah tapi saya mengharapkan mendapatkan sebuah rumah yang layak untuk tempat tinggal ku bersama istri.
Saya merasa tidak dihargai sebagai pelatih, karena saya tidak bisa memiliki akses untuk mengontrol beberapa hal yang ada di dalam klub (fasilitas yang didapatkan pelatih lebih buruk ketimbang pemain)
Dari semua masalah ini, saya tidak pernah menyerah dan bekerja jujur untuk Persiba.
Saya membuat pemain yang biasa-biasa saja bisa menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan berkompetisi dengan tim hebat yang ada di Indonesia.
Bagaimana pun, saya ingin resign dengan cara yang baik-baik (saya menghargai Sharyl, Yaser, Ryan, Bambang, dan semua orang yang ada di Persiba Balikpapan.
Saya berharap yang terbaik untuk Persiba Balikpapan di masa yang akan datang.
Salam sejahtera
tanda tangan
Milo Seslija
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | kaltim.tribunnews.com |
Komentar