Ramon Rodrigues merasakan penyesalan yang luar biasa ketika mengetahui Choirul Huda meninggal dunia usai terlibat benturan dengan dirinya.
Hal ini disampaikan pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso.
Dilansir BolaSport.com dari Suryamalang.tribunnews.com, Ramon Rodrigues merasa menyesal dan sedih setelah kejadian itu.
Hingga kini Ramon Rodrigues belum dapat dimintai keterangan terkait insiden tersebut.
Menurut Aji Santoso, Ramon sebenarnya sudah berusaha menghindari tabrakan dengan Chairul Huda, namun tidak terhindarkan.
“Tetapi tabrakan tidak bisa terelakkan lagi,” kata Aji Santoso menirukan ucapan Ramon Rodrigues.
(Baca Juga: Marc Marquez dan Dani Pedrosa Dapat Kenang-kenangan dari Para Fans Indonesia)
Aji Santoso mengatakn pemain asal Brazil tersebut masih dilanda penyesalan mendalam karena dianggap sebagai penyebab kematian legenda Persela Lamongan.
“Dia sangat sedih karena kehilangan sahabat baik seperti Huda,” terang Aji.
Namun, Aji Santoso tidak menyalahkan Ramon, baginya tidak ada yang bisa disalahkan dalam kejadian ini.
Kejadian ini murni kecelakaan di lapangan yang tidak dapat dihindari.
“Siapa pun tidak ingin kejadian ini."
"Sebenarnya benturan Ramon dan Huda itu tidak keras."
"Tetapi terpelantingnya Huda ke tanah itu yang berakibat fatal,” jelas Aji Santoso.
Firasat Aji Santoso
Sebelum meninggalnya Choirul Huda, Minggu (15/10/2017) petang, pelatih Persela Lamongan Aji Santoso mengatakan sang kiper terlihat berbeda dari biasanya.
Aji melihat semangat pemain 38 tahun yang luar biasa saat berlatih dibanding biasanya.
"Tidak tahu kenapa, dalam satu minggu terakhir ini Huda latihannya sangat bersemangat dan saya nilai ia paling siap meskipun Ferdiansyah juga siap," ujar Aji Santoso seperti dikutip BolaSport.com dari Surya Malang.
Dengan pertimbangan itu, Aji memberikan kesempatan kepada Choirul Huda untuk menjaga gawang Persela saat bersua Semen Padang FC, Minggu (15/10/2017).
(Baca Juga: Bukan Dada Sebelah Kiri, Ini Penyebab Meninggalnya Choirul Huda Menurut Dokter)
Namun, takdir Tuhan tidak bisa diprediksi, Choirul Huda dikabarkan meninggal setelah terlibat benturan keras pada akhir babak pertama.
Benturan ini melibatkan tiga orang pemain, yaitu pemain bertahan Persela, Ramon Rodrigues, penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento, dan Choirul Huda.
Choirul Huda terkena benturan kaki Ramon pada bagian dadanya dan sempat merintih kesakitan sebelum akhirnya tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
(Baca Juga: Dari Penyelamatan Gemilang Hingga Turunnya Duka Air Mata, Berikut 5 Fakta Wafatnya Choirul Huda)
Namun, nyawa pemain yang hanya membela Persela disepanjang kariernya ini tidak mampu diselamatkan.
Jenazah kiper Choirul Huda, langsung dimakamkan Minggu (15/10/2017) malam ini di kompleks makam Pagerwojo, tidak jauh dari tempat tinggalnya di Jalan Basuki Rahmat, Lamongan, Jawa Timur.
Permintaan Choirul Huda
Setelah laga melawan Semen Padang, tidak akan ada lagi Choirul Huda di bawah mistar gawang Persela.
Huda menghela napas terakhirnya pada laga tersebut. Huda mengalami benturan dengan rekannya, Ramon Rodriguez, dan akhirnya meninggal pada menit ke-44.
Dua bulan sebelum meninggal, kepada BolaSport.com, Huda sempat menceritakan beberapa rencana soal masa depan.
Persipura Vs Persija - Ini Titik Lemah Macan Kemayoran! https://t.co/P1XZowwKII
— BolaSport.com (@BolaSportcom) October 17, 2017
Jika tenaganya tidak lagi dibutuhkan sebagai kiper di Persela, Huda berencana akan menjadi pelatih kiper.
Bahkan, Huda sudah mengambil ancang-ancang untuk mengambil lisensi kepelatihan pada tahun 2018 yang akan datang.
“Keinginan untuk jadi pelatih jelas ada. Saat ini saya sudah punya rencana untuk ambil lisensi C. Tahun ini katanya sudah penuh. Mungkin tahun depan. Tahun ini yang ambil kan Ismed Sofyan beberapa pemain lain. Saya ketinggalan info,” kata Huda.
(Baca Juga: Update Terbaru! Wow, Peringkat Timnas Indonesia Naik Drastis di Ranking FIFA)
“Kalau pelatih kiper harus punya lisensi juga. Liga 1 harus punya lisensi C,” sambung Huda dalam perbicangan di bulan Agustus 2017 lalu.
Menjadi pelatih kiper tentu saja bukan satu-satunya rencana yang sudah dipikirkan oleh Huda saat pensiun sebagai pemain. Bapak dua anak tersebut juga sudah menyiapkan diri untuk menjalani rutinitas sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Kalau tidak jadi pemain, saya inginya jadi pelatih saja. Selain itu, saya juga masih kerja jadi PNS,” ucap Huda yang semasa hidup memang berstatus sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten Lamongan tersebut.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | suryamalang.tribunnews.com |
Komentar