Kehadiran pelatih Milomir Seslija sebagai arsitek anyar Madura United dirasa oleh gelandang senior Slamet Nur Cahyo membawa banyak perubahan positif. Hanya saja, ia merasa butuh banyak adaptasi untuk bisa menyesuaikan dengan gaya berlatih arsitek asal Bosnia tersebut.
Slamet Nurcahyo pun menjelaskan, soal gaya kepelatihan yang dibawa oleh Milo, sapaan akrab Milomir Seslija, dengan pelatih Madura United terdahulu Gomes de Oliviera.
Hal inilah yang kini sedang coba diadaptasi oleh para pemain tim dengan julukan Laskar Sape Kerrab tersebut.
(Baca Juga: Baru Bergabung, Egy Maulana Vikri Sudah Berikan Dampak Luar Biasa Ini pada Lechia Gdansk)
“Yang pasti, cara melatih coach Milo dengan coach Gomes sangat berbeda. Pola dan cara bermainya juga berbeda jauh," kata Slamet.
"Kami pemain masih terus beradaptasi dengan pola permainan coach Milo,” ujar pemain hasil binaan kompetisi internal Persebaya tersebut.
(Baca Juga: Keadaan Belum Bagus dari Dua Pemain Muda Malaysia di Eropa, Nasib Egy Maulana Vikri Bisa Seperti Mereka)
Terkait dengan adaptasi pola permainan dan latihan, Slamet sebenarnya mengaku tidak ada masalah.
Hanya kendala komunikasi saat ini mungkin yang dirasa dirinya dengan sejumlah pemain lain jadi sedikit halangan.
“Adaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut memang banyak di latihan, tidak terlalu susah," kata Slamet.
"Karena, pelatih juga mengarahkan kami. Susahnya sekarang ini pada komunikasi saja, terutama soal bahasa,” ucap pemain berusia 34 tahun tersebut.
(Baca Juga: Lukas Podolski dan Bek asal Thailand Kembali Gigit Jari di Liga Jepang, Kali Ini Buang Kans Menang!)
Soal adanya pergantian pelatih pada awal musim, menurut Slamet perubahan dalam sebuah tim adalah hal yang biasa.
Sebab, asal hal tersebut sesuai dengan kebutuhan tim dan membawa kebaikan.
“Kalau tidak gonta-ganti bukan Madura United namanya, hehehe…,” ucap Slamet berseloroh.
“Tetapi, semua sesuai kebutuhan dan target tim. Kami sebagai pemain tentu berkewajiban mengikuti."
(Baca Juga: Terungkap! Andritany Ardhiyasa Jagokan Negara Asal Si 'Biang Kerok' pada Piala Dunia 2018)
Terkait dengan kehadiran dua pemain asing baru, Zah Rahan Krangar dan Alberto ‘Beto’ de Paula, Slamet juga melihatnya sebagai hal positif.
Hanya saja, eks pilar PSS Sleman ini melihat untuk Beto ada kendala komunikasi.
“Kedatangan keduanya tentu akan memberikan suntikan tenaga buat tim. Untuk Zah Rahan, adaptasinya ke tim bagus, karena dia juga sudah lancar berbahasa Indonesia," tutur Slamet.
"Hanya tinggal Beto yang masih perlu waktu, karena dia hanya bisa pakai Bahasa Portugis,” ucapnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar