"Tidak ada, Mas. Kualitas teman-teman malah lebih unggul. Itulah sebabnya mengapa saya harus berlatih lebih keras untuk bisa menembus tim utama," katanya.
Sebagian mungkin akan menyebut Rasyid cuma merendah.
Tapi, memang seperti itulah lelaki kelahiran 17 Januari 1991 tersebut. Karakter ini juga yang membuatnya lebih suka tercatat sebagai pemberi assist dibanding mencetak gol.
"Sebagai gelandang, saya mesti bisa membuat assist, memberi servis kepada pemain depan," ucapnya.
(Baca Juga: Gelandang Serang 21 Tahun Persija Miliki Prospek yang Cerah)
Hanya, sikap merendah ini tak terlihat soal target yang diincarnya bersama PSM Makassar. Sebaliknya, ia sangat optimistis.
"Saya ingin membawa PSM menjadi juara di Liga 1," kata pemain yang mencetak gol tunggal Timnas U-23 Indonesia saat kalah dari AS Roma dan Francesco Totti dalam laga persahabatan medio Juli 2014.
Kualitas ciamik, status sebagai pemain asli Sulawesi Selatan, dan fakta bahwa ia hanya pernah memperkuat PSM di level profesional telah menabalkan status Rasyid sebagai Pangeran Mattoangin.
Gelar juara bersama Juku Eja tak pelak akan menjadikannya sebagai raja.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar