Rasyid Assyahid Bakri turut mencetak gol kala PSM Makassar menang 3-0 dalam laga uji coba kontra Perseru Serui di Stadion Andi Mattalatta alias Stadion Mattoangin, Sabtu (10/3/2018).
Torehan Rasyid pada menit ke-33 laga tersebut merupakan gol kedua sang pemain semasa pramusim menuju Liga 1 2018. Dua gol tim asuhan Robert Rene Alberts lainnya diciptakan oleh gelandang Wiljan Pluim (13' dan 67').
Sebelumnya, gelandang berusia 27 tahun ini turut mencetak gol kala PSM Makassar menang 2-0 atas Bali All Star dalam laga uji coba di Bali, Rabu (7/2/2018).
Hanya dua gol dan di laga uji coba melawan tim medioker memang, tapi sepasang gol inilah yang turut memantik optimisme penikmat sepak bola Makassar akan kembalinya Sang Pangeran ke tahtanya yang semestinya.
(Baca Juga: Diunggulkan di Final Turnamen Jenesys 2018, Timnas U-16 Indonesia Tetap Waspadai Kecepatan Vietnam)
Suporter PSM tentu masih ingat betul dengan kengerian yang mereka hadapi pada awal April lalu.
Dalam laga jelang Liga 1 kontra Celebest FC pada 12 April 2017 itu, Rasyid harus ditarik keluar di babak kedua akibat cedera setelah baru bermain 10 menit.
Vonis yang diterima Rasyid ketika itu teramat berat, yakni cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang memaksanya absen 6 bulan.
Sungguh telak pukulan yang diterima kala itu mengingat performa Rasyid tengah ada di titik tertinggi.
Pada turnamen ISC 2016, torehan 7 gol dan 8 assist membuat sang gelandang masuk dalam susunan Tim Terbaik turnamen.
"Ketakutan terbesar saya ketika itu ialah tak bisa bermain lagi," katanya kepada BolaSport.com.
"Saya terus menjalani terapi selama lebih dari 4 bulan. Saat kembali ke lapangan juga masih harus melawan trauma," ucapnya.
Adalah dukungan keluarga dan seluruh skuat PSM yang membuat Rasyid tak terpuruk kian dalam.
Selain itu, ia juga rajin berkonsultasi dengan beberapa pemain yang mengalami cedera serupa.
"Saya berbicara dengan pemain senior seperti Hamka Hamzah dan Zulham Zamrun. Juga dengan Makan Konate saat bertemu di Jakarta sebelum operasi. Selain itu, saya juga sering bertukar pesan dengan Ichsan Kurniawan," ujarnya.
(Baca Juga: 9 Laga Big Match Versi Panpel Arema FC)
Trauma itu kini perlahan-lahan terus tergerus, tinggal menyisakan sedikit saja bila menurut Rasyid.
Pertanyaannya, mampukah pemain kelahiran Gowa ini merebut hati pelatih Robert Rene Alberts untuk memberinya tempat di tim utama? Lini tengah Juku Eja saat ini dihuni sederet pemain berkelas.
Selain duet asing Marc Klok dan Wiljan Pluim, tim asal Kota Makassar ini masih memiliki Rizky Pellu, Zulham Zamrun, Asnawi Mangkualam, M. Arfan, hingga Arsyad Yusgiantoro.
Apa yang bisa ditawarkan Rasyid untuk menjadi pemain utama?
"Tidak ada, Mas. Kualitas teman-teman malah lebih unggul. Itulah sebabnya mengapa saya harus berlatih lebih keras untuk bisa menembus tim utama," katanya.
Sebagian mungkin akan menyebut Rasyid cuma merendah.
Tapi, memang seperti itulah lelaki kelahiran 17 Januari 1991 tersebut. Karakter ini juga yang membuatnya lebih suka tercatat sebagai pemberi assist dibanding mencetak gol.
"Sebagai gelandang, saya mesti bisa membuat assist, memberi servis kepada pemain depan," ucapnya.
(Baca Juga: Gelandang Serang 21 Tahun Persija Miliki Prospek yang Cerah)
Hanya, sikap merendah ini tak terlihat soal target yang diincarnya bersama PSM Makassar. Sebaliknya, ia sangat optimistis.
"Saya ingin membawa PSM menjadi juara di Liga 1," kata pemain yang mencetak gol tunggal Timnas U-23 Indonesia saat kalah dari AS Roma dan Francesco Totti dalam laga persahabatan medio Juli 2014.
Kualitas ciamik, status sebagai pemain asli Sulawesi Selatan, dan fakta bahwa ia hanya pernah memperkuat PSM di level profesional telah menabalkan status Rasyid sebagai Pangeran Mattoangin.
Gelar juara bersama Juku Eja tak pelak akan menjadikannya sebagai raja.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar