"Memang yang kami utamakan itu pengurus (Jakmania) karena mereka itu tak hanya datang menonton, tapi juga bertugas selama pertandingan," ujarnya menerangkan.
Tamu undangan pun diwajibkan mengenakan atribut Persija atau Jakmania.
"Ada yang datang tidak berpakaian Persija, padahal di undangan tertulis jelas wajib berpakaian Persija atau Jakmania. Nah, ketika ada penonton yang menggunakan baju pakaian lawan, itu menjadi tanda tanya juga," ucap pria berkacamata tersebut.
"Kalau menurut saya juga ada perayaan yang berlebihan akhirnya ada sedikit kisruh. Tapi inilah sepak bola yang kental aroma persaingan dan sedikit keras, inilah sepak bola," tuturnya.
Suasana di tribune saat Rusia berhasil menyamakan kedudukan 1-1 atas Spanyol lewat eksekusi penalti Artem Dzyuba
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 1 Juli 2018
.#pialadunia #pialadunia2018 #worldcup #worldcup2018 #rusia2018 #euphorussia #KGPialaDunia #ESP #RUS pic.twitter.com/T7KqPzCeKv
(Baca juga: Batal Jamu PSM di Bali, Persija Pilih Bantul)
Bung Ferry, yang sebelumnya sudah pernah memimpin Jakmania selama 3 periode pada 1999-2001, 2001-2003, dan 2003-2005 itu, mengakui dirinya juga khilaf dan terpancing emosi.
Dia juga terlihat emosional kala mendorong ajudan putra Imam Nahrawi setelah ada aksi pemukulan yang dilakukan oleh pria dengan atribut Persija Jakarta.
Eks anggota kelompok suporter Pelita Jaya, The Commandos, itu sempat berinisiatif meminta penonton dengan atribut tim tamu meninggalkan stadion demi keamanan bersama.
(Baca juga: Persija Menang 1-0, Teco Puas Membalas Cibiran Persib)
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar