Saat itulah mulai terjadi cekcok yang diduga terjadi antara Bung Ferry dengan ajudan anak Imam Nahrawi.
"Saat tahu ada penonton itu, saya berniat untuk memintanya keluar. Ada yang mengajak saya berdebat juga, tapi debat itu tak masalah. Tapi, saat mau diajak berdebat dan dia memegang kartu pengenal saya, itu yang membuat emosi."
"Kemudian kami kecolongan (terjadi aksi pukulan). Saya yakin pelakunya tak tahu kalau itu anak Menpora. Karena coba kalau dia koordinasi dengan Panpel, pasti dikasih tempat khusus, seperti Isa Bajaj (pelawak, Isa Wahyu Prastantyo), dia di VIP aman-aman saja kan," ujarnya.
Tak ada yang tahu bahwa salah satu penonton dengan atribut Persebaya itu ternyata merupakan salah satu putra Imam Nahrawi.
Bung Ferry hanya mengetahui bahwa niatan Imam Narawi untuk menyaksikan pertandingan batal terlaksana karena suatu alasan.
Dari sana diduga putranya menggantikan jatah undangan ayahnya untuk hadir ke Stadion PTIK.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskow)
Meski pihak korban sempat dikabarkan akan menempuh hukum, Bung Ferry menyebut bahwa mediasi dengan Menpora berjalan kooperatif.
"Kami bawa anaknya ke manajemen (Persija) biar melakukan mediasi dengan keluarga Menpora. Dan selama ini pernyataan Menpora kooperatif," ucapnya.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar