Persijatim Jakarta Timur, hampir setiap musim mendampingi Persija di kasta teratas selama sewindu pertama Liga Indonesia, hijrah ke Solo pada 2002 akibat krisis finansial yang menghantam sebelum kemudian dibeli oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC pada 2004.
Sebagian dugaan menyebut krisis yang menimpa Persijatim juga tak lepas dari sikap Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Sutiyoso, yang lebih memedulikan Persija.
Persijatim, yang sempat menempati peringkat kedua Wilayah Barat Liga Indonesia 1999/2000 alias tepat di bawah Macan Kemayoran, bahkan dianggap sebagai 'pengganggu'.
Persijatim, yang diperkuat oleh pemain seperti Gendut Dony dan Francis Wawengkang, ketika itu menjadi tim tersubur di fase wilayah dengan 49 gol. Persija ketika itu menguntit di bawahnya dengan selisih 1 gol lebih sedikit.
Sementara Persitara Jakarta Utara, yang sempat memiliki pemain sekaliber Javier Rocha, tak pernah lagi kembali ke kasta teratas sejak terakhir kali terdegradasi pada Liga Barat FC bahkan sama sekali tak pernah hadir di kompetisi kasta teratas Indonesia.
Okelah, saat ini memang ada Bhayangkara FC, yang bermarkas di Jakarta, tepatnya di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, jelang Liga 1 2017.
Luis Milla Dipastikan Batal Datang ke Indonesia, Ini Alasannya https://t.co/KVTiEoffrO
— BolaSport.com (@BolaSportcom) October 9, 2018
(Baca Juga: Opening Ceremony Asian Paragames 2018 - Pesan Presiden Jokowi dalam Pidatonya)
Namun, kendati secara luar biasa langsung menjadi juara, klub berjulukan The Guardians ini tak pernah dianggap sebagai wakil ibukota.
"Bhayangkara FC adalah punya Mabes Polri walau home base kami tetap di Jakarta," kata Manajer Bhayangkara FC, Sumardji.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Tabloid Bola |
Komentar