Anggapan itu bukan hanya dari internal, tetapi juga muncul di kepala warga Jakarta.
“Bhayangkara FC memang bermarkas di ibukota, tetapi tim ini identik dengan Polri. Orang lain juga akan menyebut tim ini sebagai klub polisi, bukan klub Jakarta,” kata gelandang M. Hargianto.
“Sejumlah teman suporter juga menganggap demikian, mengatakan bahwa Bhayangkara bukan tim Jakarta. Kalau sudah begini, saya akan membalas bahwa setidaknya Bhayangkara FC punya stadion sendiri. Hanya, itu buat bercanda saja,” ucapnya.
Pertanyaannya, apakah Jakarta terlalu sempit untuk melihat ada klub lokal selain Persija di kompetisi kasta teratas Indonesia?
Eks striker timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, menyebut hal ini tak menjadi masalah.
“Setidaknya, hal ini bagus buat bisnis klub. Warga Jakarta yang mendukung Persija jadi lebih banyak karena mengusung semangat kedaerahan. Aspek bisnisnya jadi lebih mudah digarap. Perlu diingat bahwa dulu Galatama kendur karena kekurangan suporter,” ujar Banur, sapaan akrabnya.
Lelaki kelahiran Banjarmasin pada 57 tahun ini juga tak menganggap keberadaan Persija sebagai satu-satunya klub top di ibu kota jadi penghambat keran lahirnya pemain asli Jakarta.
(Baca Juga: The Jak Mania Tagih Janji Pemprov Soal Stadion Baru, Bos Persija Angkat Bicara)
“PSSI saat ini sudah memperbaiki sistem kompetisi hingga lebih terstruktur dan berjenjang. Selain itu, juga sudah ada kompetisi di level junior dan klub amatir,” kata eks pilar klub Arseto dan Tunas Inti di era Galatama tersebut.
“Pesepak bola muda Jakarta bisa membuktikan kualitasnya di level junior dan amatir itu lebih dulu. Kalau kualitasnya memang bagus toh pasti akan diboyong oleh Persija. Jadi, saya tidak melihat dampak jelek dengan hanya Persija yang ada di Jakarta,” ujar Banur.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Tabloid Bola |
Komentar