Yang didatangkan adalah pemain tenar macam kiper yang melegenda di Inter Milan, Julio Cesar, sayap asal Korea Selatan yang sukses di Manchester United, Park Ji-sung, dan bek Jose Bosingwa dari Chelsea.
Bukannya tampil hebat, QPR malah terjungkal. Mereka terdegradasi di akhir musim tersebut.
Masih dari negeri yang sama, ada Middlesbrough pada 2016-2017.
Pada musim panas 2016, mereka mendatangkan 12 pemain baru. Beberapa di antaranya juga nama beken seperti eks bintang Barcelona, Victor Valdes dan striker Alvaro Negredo.
Semua klub tersebut punya benang merah yang sama: terlalu nafsu berbelanja pemain, tapi tidak semua dibutuhkan tim.
Boro gagal total seperti QPR. Mereka terjun ke Divisi Championship di akhir musim lalu.
Bagaimana dengan Italia? Inter musim lalu dapat dijadikan acuan. Merekrut 12 wajah baru di musim panas 2016, La Beneamata hanya berakhir di posisi ketujuh klasemen Serie A 2016-2017.
Padahal, Inter bermaterikan pemain bagus seperti Antonio Candreva, Marcelo Brozovic, Ever Banega, Joao Mario, hingga Gabriel Barbosa yang menggebrak di klub Brasil, Santos.
Semua klub tersebut punya benang merah yang sama: terlalu nafsu berbelanja pemain, tapi tidak semua dibutuhkan tim.
Kembali mengambil contoh Inter. Gabigol lebih akrab dengan bangku cadangan. Banega kini malah telah kembali ke Sevilla, klub yang ia perkuat sebelum hijrah ke Inter musim lalu.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar