Namun, Marinus kembali melakukan tindakan emosional saat melawan Mynmar sehingga ditarik keluar pada babak kedua.
Soal emosi pemain tersebut, kita harus akui bahwa hal tersebut merupakan cerminan dari kompetisi dalam negeri.
Pelanggaran-pelanggaran keras, cenderung kasar, yang dilakukan para pemain masih ditolerir.
Apabila pelanggaran tersebut dilakukan di kompetisi luar negeri maka akan berbuah kartu kuning atau bahkan merah.
Namun, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemain.
Pihak klub mempunyai kewajiban untuk membina para pemain agar tidak emosional dan bersikap sopan terhadap wasit.
Dibutuhkan kerja sama menyeluruh antara PSSI dan klub.
Di Liga Inggris ada aturan yang mengatur mengenai sikap para pemain, dan tidak jarang pemain dihukum karena sikapnya di lapangan yang disebut unsportmanship behaviour.
Pihak Football Association sadar bahwa pertandingan sepakbola tidak hanya ditonton oleh orang dewasa, juga anak-anak.
Mereka tidak ingin anak-anak melihat perbuatan pemain yang bersikap tidak sportif, kemudian menirunya saat mereka bermain di lapangan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar