Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, Salah memang seakan menjadi tumpuan timnas Mesir saat ini untuk membawa mereka ke panggung dunia.
Gol Salah pada laga tersebut seperti menyatukan masyarakat Mesir yang dalam beberapa tahun terakhir terpecah-belah karena kondisi politik yang tak kondusif.
Tragedi Pembawa Perubahan
Sejak tahun 2011, Mesir mengalami guncangan politik dahsyat ditandai dengan mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang berkuasa selama 29 tahun.
Pemerintahan kemudian diambil-alih oleh militer sebelum kemudian diadakan pemilihan umum untuk menentukan presiden yang baru.
Luka masyarakat Mesir akibat gejolak dari ranah politik ini mau tak mau juga merambat ke tanah sepak bola.
Puncaknya terjadi pada 1 Februari 2012 di Stadion Port Said saat pertandingan mempertemukan antara klub Al-Masry melawan Al-Ahly.
Kerusuhan yang terjadi seusai laga mengakibatkan 74 orang meregang nyawa, lebih dari 500 orang luka-luka, dan lebih dari 70 orang ditangkap pihak berwenang.
(Baca Juga: Begini Formasi Timnas Catalonia Vs Timnas Spanyol Jika Bertanding)
Kabarnya, kerusuhan itu terjadi karena kelompok ultras Al-Ahly menjadi bagian dari kekuatan yang mendukung Hosni Mubarak untuk tetap menjadi presiden dan melawan pemerintahan Mesir yang baru.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | transfermarkt.com, Fifa.com |
Komentar