Nasib Semen Padang FC, yang tengah menata asa kembali ke Liga 1, dibayangi dilema internal dan eksternal.
PT Semen Padang yang selama ini menjadi induk semang klub, tengah mengalami “tekanan” dari perusahaan induknya, PT Semen Indonesia (SI).
Hal itu ditandai dengan maraknya demonstrasi dan hiasan spanduk di kawasan pabrik semen tertua di Indonesia itu, Indarung Kenagarian Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan Padang.
Intinya, masyakarat lingkungan pabrik yang nota bene adalah pemilik ulayat tempat berdirinya pabrik dan bahan baku utama pabrik, Bukit Karang Putih, tak rela perusahaan ini menjadi “Unit Produksi” dari PT SI.
Mereka menuntut agar PT Semen Padang kembali menjadi perusahaan yang berdiri sendiri dan kalau perlu lepas dari PT SI.
Wacana yang beredar, pemerintah akan menyatukan semua pabrik semen plat merah menjadi satu perusahaan besar.
Belajar dari kasus yang pernah dialami rakyat Sumatra Barat pada PT Tambang Batubara Ombilin (TBO) di Sawahlunto, yang dilebur menjadi PT Bukit Asam dan berkantor pusat di Bukit Asam Sumsel. Lalu, TBO menjadi Unit Produksi Ombilin (UPO).
(Baca Juga: Serba-serbi Diego Costa - Debut, Cetak Gol, Cedera, Berantem!)
Jika hal itu terjadi, tentu akan berimbas lansung kepada tim berjulukan Kabau Sirah.
Nasib tim Semen Padang bakal menjadi lebih parah setelah terdegradasi ke Liga 2, lalu semakin tak jelas akan masa depannya.
Meski sejauh ini belum berimbas langsung, kekhawatiran akan hal itu terus meruyak di berbagai lapisan masyarakat Kota Padang maupun Sumatra Barat.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar