Tiket fisik pun tipis dan terlihat murahan. Jika terkena air, barcode-nya bermasalah. Hal ini dialami beberapa penonton yang BolaSport.com temui di sekitar gate masuk.
Saya tidak tahu entry capacity GBK, jumlah orang yang bisa melalui semua turnstiles dalam periode satu jam, tetapi menurut saya pasti buruk sekali.
Jumlah turnstile tak dapat menampung animo penonton stadion yang hanya setengah terisi. Alhasil, antrian membludak di depan masing-masing sector gate.
Masing-masing gate hanya ada 2 turnstile, 1 di kiri dan 1 di kanan.
"Seharusnya ada lebih banyak turnstile, geledahnya di situ saja sebelum dan sesudah di turnstile seperti di Inggris," tutur Defrio Nandi, mantan pelajar Indonesia yang menghabiskan 4 tahun di Inggris Raya dan turut menyaksikan partai tersebut.
Pun, tak semua lancar di turnstile. Teman saya yang memegang tiket complementary sebagai media partner hampir tidak bisa masuk karena tidak ada nomor yang tertera di tiketnya.
Dua chokepoint ini jelas melukai entry capacity stadion dan bukan cara benar untuk mengakomodasi penonton sepak bola.
Sebagai perbandingan, National Stadium di Warsawa, Polandia, venue laga pembuka Piala Eropa 2012, mempunyai kapasitas 58 ribu penonton.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar