Boleh percaya, boleh tidak. Negara dengan luas 103 ribu kilometer persegi dan terdiri dari pulau-pulau penuh es itu baru melakukan revolusi sepak bola sejak 2002. Atau tepatnya sekitar 15 tahun silam.
Coba bandingkan dengan Indonesia, negeri dengan populasi penduduk lebih dari 260 juta jiwa.
Nusantara memiliki luas 1.905 juta kilometer persegi dan kita sudah membangun sepak bola sejak 1930.
Pada awal tahun 2000-an pemerintah Islandia dan Asosiasi Sepak Bola Islandia (KSI) memunculkan ide untuk membangun lapangan indoor.
Mereka menamakannya dengan rumah sepak bola.
Semula dibangun 15 rumah sepak bola dengan harapan pada cuaca ekstrim selama delapan bulan anak-anak muda negeri itu bisa terus berlatih sepak bola.
Kini, jumlah rumah sepak bola terus berkembang. Tak hanya di setiap kota-kota besar dan kecil, juga setiap sekolah punya rumah sepak bola.
Komplek-komplek perumahan menyediakan fasilitas yang sama.
(Baca Juga: Target Bima Sakti untuk Timnas U-19 Indonesia pada Piala AFF U-18 2018)
Lalu, setelah punya fasilitas latihan pada musim dingin, KSI mulai berpikir untuk menciptakan pemain dan pelatih berkualitas.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar