Toko-toko televisi di sekitar Jalan Dalem Kaum, Braga, Cicadas, Kosambi, dan Cicaheum dikerumuni pengunjung yang hendak menyaksikan laga.
Adapun di Stadion Utama Senayan, sekitar 150 ribu orang hadir hingga meluber ke pinggir lapangan dan membuat pertandingan ini mencatatkan rekor penonton terbanyak di dunia untuk level amatir.
Besarnya kekecewaan Persib ketika itu bahkan membuat banyak dari mereka yang kini melupakan momen ketika kiper Sobur tertelungkup di atas lapangan sambil membenamkan wajah di atas rumput lapangan Stadion Utama Senayan pada 10 November 1983.
Ketika itu, Persib juga kalah lewat adu penalti di laga puncak Perserikatan.
Warna Baru
Menariknya, dua pukulan besar itu tak membuat kedua klub maupun suporter masing-masing menyimpan dendam kesumat.
Tak percaya? Buktinya, selepas final Perserikatan 1983, Persib tetap bersedia memenuhi undangan PSMS sebagai peserta turnamen segitiga bersama klub Jerman, Freiburg, di Stadion Teladan, Medan, pada bulan Desember.
(Baca Juga: Lawan Persib, Legimin Rahardjo dkk Nikmati Atmosfer Pertandingan)
Selepas kekalahan menyesakkan di edisi 1985, Persib maupun bobotoh juga merelakan Robby Darwis, Adjat Sudradjat, dan beberapa pemain lain berlatih bersama PSMS dan memperkuat Tim Ayam Kinantan di Piala Merlion.
Suporter PSMS pun menerima mereka dengan tangan terbuka. Setelah melihat Adjat dalam beberapa sesi latihan misalnya, fan PSMS menjuluki sang legenda sebagai "Soetjipto Soentoro baru".
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar