“Jadi, targetnya tahun ini atau 2019 sudah ada pelatih lokal yang memiliki lisensi itu. Bila tidak, klub-klub Liga 1 terpaksa memakai jasa pelatih asing. Pelatih lokal yang berlisensi A AFC pada akhirnya melatih klub Liga 2 atau Liga 3,” ucapnya menambahkan.
Sutan menilai banyak pelatih lokal yang berkualitas dan sudah selayaknya mengantungi lisensi tertinggi itu.
Pelatih seperti Widodo Cahyono Putro, Indra Sjafri, Aji Santoso, Fakhri Husaini, atau pun Rahmad Darmawan sudah seharusnya berlisensi AFC Pro Diploma.
Mungkin Indonesia perlu belajar kepada Islandia yang beberapa waktu lalu menggelar uji coba di Tanah Air.
Kontestan Piala Dunia 2018 itu telah menerapkan sistem sepak bola yang sangat maju.
Islandia sebetulnya jauh di bawah Indonesia jika mengacu luas wilayah dan jumlah penduduk.
Dikutip BolaSport.com dari data The Guardian pada 2016, Islandia berpenduduk 330.000 orang.
Jumlah itu kurang dari angka penduduk gabungan Kecamatan Cengkareng dan Kalideres (kira-kira 370.000 orang).
Namun, Islandia mampu berprestasi meski minim penduduk. Kemajuan sepak bola Negara Es juga merupakan buah kemunculan pelatih-pelatih berkualifikasi top.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar