FFF, Federasi Sepak Bola Prancis, tidak serta-merta melepas Didier Deschamps, pelatih yang menukangi Prancis sejak 2012 dari jabatannya.
Kepercayaan masih diberikan kepada pelatih yang sempat dituduh rasisme oleh Erik Cantona.
Lagipula, menjadi runner-up juga sebuah pencapaian, ditambah Prancis harus bersiap dengan kualifikasi Piala Dunia di September 2016 yang hanya berjarak 3 bulan berselang setelah final Piala Eropa.
Kualifikasi Piala Dunia 2018 bukanlah hal yang mudah bagi tim yang punya nama Thierry Henry sebagai top skorer sepanjang masa.
Di Grup A yang memperebutkan satu tiket otomatis, Prancis harus berjumpa dengan Belanda, Swedia, dan Bulgaria yang berpotensi menjadi ancaman serta Belarusia dan Luksemburg yang bisa mengejutkan.
Namun, dalam persaingannya dengan Belanda dan Swedia, kemenangan menjadi milik negara yang terkenal dengan kompetisi Ligue 1 tersebut.
Prancis lolos sebagai juara grup dengan 7 kemenangan, 2 imbang, dan 1 kekalahan dari Swedia.
Keberhasilan Prancis masih meninggalkan tanda tanya bagi fansnya mengingat tim ini baru bisa memastikan diri menjadi juara grup hingga pertandingan terakhir saat berjumpa Belarusia.
Belum lagi jika dibandingkan dengan Swedia dan Belanda, produktivitas gol Prancis adalah yang paling rendah, hanya 18 gol dibanding 26 gol Swedia dan 21 milik Belanda dari total 10 laga.
Melihat deretan nama pemain depan yang dimiliki Prancis, jelas Dechamps masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus digali.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar