Radja Nainggolan tidak cocok untuk taktik Belgia? Yang benar saja!
Saya beri tahu kamu, Martinez: Radja Nainggolan cocok untuk taktik semua tim di dunia!
Terutama dalam dua tahun terakhir, Nainggolan memperlihatkan betapa fleksibelnya dia dalam hal menyesuaikan diri dengan taktik tim.
Radja Nainggolan Tak Masuk Skuat Timnas untuk Piala Dunia 2018, Rakyat Belgia Layangkan Petisi https://t.co/feyl96IGv5
— BolaSport.com (@BolaSportcom) May 22, 2018
Pada 2016-2017, saat AS Roma masih dilatih Luciano Spalletti, eks gelandang Piacenza dan Cagliari ini diminta untuk bermain lebih dekat ke gawang lawan.
Hasilnya, Radja Nainggolan mampu mencetak 14 gol di semua ajang, rekor gol terbanyaknya dalam satu musim.
Musim 2017-2018, AS Roma berganti pelatih. Eusebio Di Francesco memintanya bermain lebih ke belakang, membatasi kebiasaannya musim lalu untuk sering maju ke depan.
Tidak ada protes dari mulut maupun sikap Nainggolan. Sebaliknya, tugas berbeda itu mampu juga dijalaninya dengan bagus.
Menurunnya jumlah gol dikompensasi dengan menanjaknya koleksi assist, yang semakin mengonfirmasi perannya sebagai pelayan tim.
“Saya tidak peduli di mana saya bermain. Tidak ada perbedaan apakah saya bermain 10 meter lebih ke depan atau ke belakang. Mencetak gol tidak penting bagi saya. Yang utama adalah membuat tim meraih kemenangan,” ujar Nainggolan seperti dikutip Bolasport.com dari ESPN.
Pendapat Roberto Martinez soal posisi ideal Radja Nainggolan jadi terdengar menggelikan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar