"Radja paling bagus ketika memainkan peran 'pemain nomor 10'. Di posisi itu, kami memiliki Eden Hazard dan Dries Mertens yang lebih bagus," ujar Martinez.
Bagaimana mungkin Martinez tidak bisa melihat bahwa Nainggolan juga bisa bagus bermain di luar 'posisi nomor 10'?
— Radja Nainggolan (@OfficialRadja) May 21, 2018
Beri dia posisi mana pun di lini tengah, saya yakin pemain berdarah Batak ini akan rela menjalaninya buat timnas Belgia.
Jangan-jangan sang pelatih sendiri yang tidak punya kemampuan atau malah tidak mau menemukan posisi bagi Nainggolan di dalam timnya.
Yang saya tahu, pelatih mana pun akan bahagia memiliki pemain multifungsi, pemain yang bisa memainkan banyak peran. Sekarang saya juga jadi tahu bahwa hanya Roberto Martinez yang tidak bahagia mempunyai pemain seperti itu.
Saya akan lebih legawa kalau Martinez menyatakan Nainggolan tidak dipilihnya karena merokok atau karena datang terlambat ke tempat latihan.
Dia memang punya sejumlah isu indisipliner walaupun minor dan bukannya tidak ada pemain Belgia lain yang juga melakukannya.
Saya lebih baik mengetahui itulah alasan Martinez mencoret Nainggolan, seperti dulu saya juga cuma nyengir saat mengetahui pelatih Argentina, Daniel Passarella, tidak mau memanggil pemain yang berambut gondrong.
Tapi, jangan menjadikan hal teknis sebagai alasan. Sebagai orang yang hampir setiap hari memelototi statistik klub-klub Liga Italia, saya tidak rela melihat Radja Nainggolan, yang punya mimpi bermain di Piala Dunia, tak berangkat ke Rusia 2018 karena disebut tidak kompatibel dengan taktik.
Sekarang, seperti Nainggolan, saya juga berjanji tidak akan melewatkan setiap pertandingan timnas Belgia di Piala Dunia 2018.
Hanya, saya akan menonton dengan mempersiapkan analisa bahwa tidak memanggil Radja Nainggolan adalah sebuah kesalahan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar