Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mohamed Salah, Cerita Dongeng Generasi Game of Thrones

By Lariza Oky Adisty - Minggu, 27 Mei 2018 | 10:43 WIB
Striker Liverpool, Mohamed Salah (dua dari kiri), dihibur oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos, setelah mengalami cedera dan harus ditarik keluar lebih dini dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018.
PAUL ELLIS / AFP
Striker Liverpool, Mohamed Salah (dua dari kiri), dihibur oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos, setelah mengalami cedera dan harus ditarik keluar lebih dini dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018.

Tiga puluh satu menit, 1.860 detik. Hanya segitu waktu yang diperlukan untuk menutup dongeng perjalanan Mohamed Salah sepanjang musim 2017-2018.

Waktu kecil, saya terbiasa membaca cerita yang karakter utama alias karakter jagoan atau karakter “baik” akan menang melawan karakter lawan alias karakter “jahat”.

Perjalanan Liverpool dan Mohamed Salah pada musim 2017-2018 juga tidak ubahnya sebuah cerita dongeng yang sudah menunggu babak akhirnya.

Setelah absen di final selama 11 tahun, Liverpool kembali ke partai puncak Liga Champions dan akhirnya kembali direken sebagai salah satu klub terhormat di Eropa.


Striker Liverpool, Mohamed Salah, mendapatkan perawatan akibat cedera dalam laga final Liga Champions kontra Real Madrid di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018.(FRANCK FIFE / AFP)

Sementara itu, Mohamed Salah, sempat dianggap gagal saat pertama berkarier di Chelsea, tetapi lalu menggebrak dengan gelontoran 44 golnya di Liverpool dan membuat namanya semakin bersinar.

Di atas kertas, ini tidak ubahnya cerita-cerita di film khas Hollywood yang bertemakan from zero to hero. 

(Baca Juga: Daftar Juara Liga Champions - Real Madrid 13 Gelar, Siapa Bisa Kejar?)

Kalau Mohamed Salah mencetak gol, lalu Liverpool menang atas Real Madrid, sempurna sudah narasi soal munculnya sosok pahlawan baru di dunia sepak bola.

Harusnya demikian.


Layar raksasa di Stadion Santiago Bernabeu menampilkan ekspresi penyerang Liverpool FC, Mohamed Salah, yang menangis dalam laga final Liga Champions kontra Real Madrid di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018.(GABRIEL BOUYS/AFP)

Nyatanya, hidup tidak selalu tunduk pada segala macam “kalau” dan kemungkinan-kemungkinan.

Mohamed Salah hanya bermain 31 menit sebelum tulang bahunya bergeser karena ditabrak Sergio Ramos.

Liverpool kalah 1-3 dan Salah gagal jadi pahlawan. Malah, ketika saya sedang membuat tulisan ini, katanya Salah terancam tidak akan ikut ke Piala Dunia 2018 karena efek cedera bahunya berbuntut panjang.

Saya tidak akan membahas apakah pelanggaran terhadap Salah oleh Ramos layak mendapat justifikasi. Silakan nilai sendiri, tergantung dari perspektif yang Anda pakai.

Namun, orang yang bukan fans Liverpool pun rasanya sulit untuk tidak berempati ke Mohamed Salah setelah kontribusi yang dia catatkan pada musim perdana.


Striker Liverpool, Mohamed Salah (kanan), kehilangan keseimbangan saat dijaga ketat oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos, dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. ( GENYA SAVILOV / AFP )

Pemandangan Salah keluar dari lapangan sambil menangis bukan jenis pemandangan yang saya nantikan pada pertandingan final Liga Champions di Kiev itu.

Ini bukan ending yang saya--dan mungkin juga penggemar Liverpool--nantikan. Bukan juga akhir yang layak untuk seorang pemain yang sudah memberikan penampilan terbaik sepanjang musim.

Mungkin memang akhir cerita Salah musim ini seperti menyesuaikan dengan Zeitgeist (semangat zaman).

Kita tidak lagi dikelilingi oleh cerita yang happy ending yang menampilkan karakter protagonis mendapatkan apa yang dia mau dengan mudahnya.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Alih-alih, kita hidup di generasi Game of Thrones, ketika narasi yang ada tidak selamanya berpihak pada figur yang kita anggap jagoan.

Di serial Game of Thrones, karakter yang disukai pemirsa bisa saja tewas terbunuh tanpa diduga, sementara karakter yang dibenci bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama.

Figur seperti Mohamed Salah pun tidak selalu bisa mendapat hasil yang dia mau--tidak peduli jika dia diharapkan jadi sosok pahlawan baru oleh penonton yang ingin ada penyegaran setelah nyaris sedekade dihadapkan pada nama yang itu-itu saja.

Tapi, ya sudahlah.

Kalau mengutip kata-kata Petyr Baelish, salah satu karakter di Game of Thrones, “a past is a past. The future is all that worth discussing.”

Masa lalu ya masa lalu. Yang layak dibahas hanya masa depan.

Hal-hal seperti yang terjadi pada Mohamed Salah di final Liga Champions cuma satu dari sekian banyak yang membuat sepak bola jadi tidak membosankan.

Setelah dia tidak sempat unjuk gigi pada babak final, tinggal menunggu, bisakah Salah mendapat kesempatan bersinar yang layak pada partai puncak Liga Champions?

Kalau ya, kapan? Dengan klub yang mana? Liverpool-kah, atau justru klub lain?

You’ll never walk alone, Salah. Semoga cepat sembuh.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : BolaSport.com
REKOMENDASI HARI INI

Habis Cetak Gol sambil Jungkir Balik, Ronaldo Bongkar Rencana Pensiun

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
PSM
10
17
7
PSBS Biak
10
15
8
Persik
10
15
9
Arema
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X