Membaca mulut ini merupakan "analisa kecil-kecilan" yang saya lakukan selama mengikuti gelaran Piala AFF U-19, sejak awal konferensi pers prakompetisi (30/6/2018) hingga babak final (14/7/2018).
Total, saya memiliki rekaman suara selama lebih dari tiga jam jam soal timnas U-19 Indonesia, baik berupa ucapan Indra Sjafri maupun para pemain.
Baik itu diambil di ruang konferensi pers, sesaat sesudah latihan, atau bahkan bincang-bincang di mixed zone usai pertandingan.
Dalam rekaman saya, hampir 60 persen atau mencapai total 106-an menit adalah suara dari sang pelatih.
(Baca Juga: Surat dari Piala Dunia 2018, Semua Hal Indah Pasti akan Berakhir)
Selain komentar mengenai taktik, poin yang paling sering diucapkan oleh Indra Sjafri bukan mengenai target juara atau optimisme menang, melainkan berusaha membuktikan bahwa Indonesia punya bibit-bibit unggul di dunia sepak bola.
Penekanan ini terbagi dalam banyak kalimat yang terucap, namun dalam benang merah yang sama.
Rotasi dan juga penekanan bahwa semua pemain timnas U-19 Indonesia memiliki kualitas yang sama adalah dua dari pengejawantahan citra yang ingin dibangun oleh sang pelatih di timnas U-19 Indonesia.
Salah satu penekanan keras yang diucapkan Indra Sjafri adalah soal "pemain inti" dan "pengkultusan Egy Maulana Vikri" yang merebak dalam masyarakat, baik lewat media sosial maupun media konvensional.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar