Di satu sisi, tim pelatih pasti ingin memberikan kesempatan kepada pemain yang dalam tiga laga Piala AFF 2018 lebih banyak duduk di bangku cadangan alias memiliki menit bermain sedikit.
Namun, merombak susunan tim dengan formasi coba-coba jelas punya risiko yang membuat Bima Sakti pusing tujuh keliling.
Kekalahan akan semakin menempatkan Bima sebagai pelatih yang ditolak masyarakat sepak bola Indonesia. Kondisi yang berbahaya bagi mantan pemain Indonesia yang menjadi calon pelatih timnas berikut.
Mari membedah tiga penampilan timnas Indonesia untuk menyiapkan hati menanti laga versus Filipina. Perbedaan nyata adalah posisi timnas saat ini tanpa peluang lolos. Semangat bakal luntur?
Melawan Singapura di markas lawan, hasil kekalahan 0-1 dilalui dengan minimnya daya ledak dan kesulitan keluar dari taktik lawan.
Timnas Indonesia hanya bisa melepaskan 5 tembakan dan cuma satu yang tepat sasaran ke gawang Singapura. Tingkat akurasi tembakan 20 persen.
Di Senayan, Bima Sakti melakukan 6 perubahan starting line-up dan memetik kemenangan 3-1 atas Timor Leste lewat 15 tembakan percobaan dan 4 yang tepat sasaran. Akurasi tembakan 22,2 persen.
Melawan Thailand di Bangkok, Bima Sakti melakukan beberapa perubahan dalam susunan pemain.
Bila dibandingkan dengan laga awal melawan Singapura yang bisa dianggap patokan susunan kepercayaan pelatih di awal turnamen, Bima Sakti merombak 5 posisi starter melawan Thailand.
Hasilnya? Memang timnas kalah 2-4 dari Thailand, namun kita sempat memimpin 1-0 dan di akhir-akhir laga kembali menekan pertahanan tuan rumah.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar