Fenomena demikian terjadi juga di Liga 2. Pencinta sepak bola tak perlu meragukan loyalitas dan massa besar dari suporter PSS Sleman.
“Hal itu terjadi jika PSS datang. Stadion tuan rumah sudah pasti penuh. Bahkan panpel kerap menaikkan harga tiket bila PSS bertanding,” kata Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada.
Lucunya, menaikkan harga tiket tak ada gunanya buat laga kandang PSS. Menurut Rumadi, tidak banyak pendukung tim lawan yang datang ke Stadion Maguwoharjo.
“Mereka tenggelam oleh suporter PSS yang memenuhi stadion. Tidak peduli pertandingan PSS disiarkan secara langsung. Suporter tetap datang ke stadion. Jadi, tanpa ada suporter tamu. Stadion tetap penuh dan pemasukan dari tiket pun cukup besar,” kata Rumadi.
PSS sudah menjadikan tiket pertandingan sebagai salah satu sumber pemasukan tim. Apalagi penonton memiliki kesadaran membeli tiket pertandingan PSS.
Sementara itu, situasi lain terjadi di Liga 2 soal sumber pemasukan klub dari tiket. Mojokerto Putra mematok harga tiket sesuai kondisi terbaru.
(Baca Juga: Kalahkan Bayern Muenchen, Bocah Ajaib Milik PSG Turut Angkat Bicara)
“Kalau di Mojokerto harga tiket dipatok cuma Rp 30 ribu. Kami tidak mau menaikkan harga tiket buat tim tamu. Namun, kemarin saat melawan Persik Kediri kondisinya di luar perkiraan." tutur Pitung Hariono, panpel Mojokerto Putra.
"Saat pertemuan teknis, suporter Persik melaporkan cuma datang 400 orang. Kenyataannya lain. Mereka datang lebih dari 400 orang. Alhasil, kami sulit menjamin keamanan suporter. Kami kudu membengkakkan pengeluaran untuk pengamanan,” kata Pitung.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.804 |
Komentar