Isaac kemudian berdiri di pinggir lapangan, sambil membawa sebilah kayu pendek dengan selembar plastik.
Bocah yang kala itu berusia sembilan tahun itu bertingkah bak seorang hakim garis.
Setiap kali terjadi pelanggaran maupun bola keluar dari lapangan, Isaac langsung mengangkat kayu itu tinggi-tinggi, seolah kayu tersebut adalah bendera hakim garis.
Gapsi tertarik dan menemui Isaac setelah latihan.
(Baca Juga: Biang Kerok Keributan di Ruang Ganti Real Madrid Pernah Ditolak Manchester United karena Kepala Besar)
Isaac menceritakan kondisi keluarganya sembari berlinang air mata.
Sebab sang Ibu seorang penyandang disabilitas dan mengalami lumpuh, sementara sang Ayah telah tiada.
Gapsi lalu meminta Isaac untuk datang ke latihan pada esok harinya.
"Bocah ini, mulai hari ini akan jadi wasit. Kalau ada yang tak menghormati dia, kalian semua tak menghormati aku," ujar Gapsi kepada para anak didiknya.
Kronologi Meninggalnya Davide Astori, Pertanda Buruk Muncul Saat Sarapan https://t.co/1hxIb86Yl0
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 4 Maret 2018
"Semua yang dia putuskan harus kalian hormati, atau kalian keluar dari tim," ucapnya kembali menegaskan.
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | bbc.co.uk |
Komentar