BOLASPORT.COM - Mantan gelandang kawakan Arsenal, Ray Parlour, memiliki kisah menarik yang berhubungan dengan bek timnya, Martin Keown dan Igors Stepanovs.
Dalam buku otobiografinya, The Romford Pele: It's only Ray Parlour's autobiography, Parlour mengaku mengerjai Keown dengan menakut-nakutinya dengan datangnya kandidat pemain baru.
Pemain baru itu adalah Stepanovs yang sedang melakukan trial saat Arsenal melakukan tur pramusim di pertengahan tahun 2000.
Tahu sifat Keown yang terlalu rendah diri dan mengkhawatirkan posisinya diambil pemain lain, Parlour pun menakut-nakuti rekannya itu dengan memberi sanjungan pada Stepanovs yang sedang bermain.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Lahir Sosok Gennaro Gattuso-nya Indonesia asal Tanah Papua
Padahal, permainan Stepanovs tidak terlalu bagus, tetapi Parlour yang dibantu striker Arsenal Dennis Bergkamp berusaha mengompori suasana untuk menggoda Keown.
"Beberapa dari kami di bench pemain menonton ia bermain di pertandingan trial-nya," ungkap Parlour dalam buku otobiografinya.
"Stepanovs ada di lapangan, dan setiap ia mengoper anak-anak bertepuk tangan untuknya agar kami bisa melihat Martin (Keown) 'gerah'."
Bergkamp bahkan bertindak lebih heboh saat duduk di belakang pelatih Arsenal, Arsene Wenger.
"Dennis Bergkamp duduk di belakang Arsene dan terus-terusan menghujani bek itu dengan pujian. "Sundulan bagus! Tekel luar biasa!" Igors melakukan tendangan 20 yard ke arah yang tidak seharusnya, tetapi kami bertepuk tangan untuknya."
Pada akhirnya Martin Keown 'panas' dan sadar rival di posisinya itu bukanlah apa-apa.
"Martin berbisik: "Dia enggak sebagus itu". Ia (Keown) mulai mengerti saat Stepanovs sering gagal menekel atau menyundul bola."
Lucunya, 'pujian' yang dilayangkan Parlour dan Bergkamp untuk Stepanovs saat trial membuat Wenger benar-benar merekrut pemain asal Latvia itu.
"Saat kami kembali ke tempat latihan di London Colney seminggu kemudian kami terkejut."
"Igors sedang duduk. Saya bertanya: "Sedang apa kau di sini?" "mereka merekrutku. Dikontrak empat tahun"."
"Luar biasa. Arsene tak tahu kami melakukannya hanya untuk menggoda Martin. Ia (Arsene Wenger) hanya mencerna sahutan pujian kami untuk pemain tersebut."
"Dan saat itu jika Dennis Bergkamp berdiri dan mengatakan: "Pemain hebat", Arsene terlihat memerhatikannya."
Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Usai Kalah Mourinho Bertransformasi Menjadi Raja Kandang
Stepanovs ditebus Arsenal dari klub Latvia, Skonto Riga, dengan harga 1 juta poundsterling, harga yang tentunya tidak sedikit pada tahun itu.
"Saya rasa harga 1 juta poundsterling merupakan penawaran yang bagus."
"Bukan bermaksud tidak menghormati pemain dari liga bawah, tetapi Igors berada jauh di belakang kami."
"Rasanya seperti saya mengajak adik saya ke latihan," terang Parlour.
Debut Stepanovs dimulai di laga melawan Ipswich Town di Piala Liga pada November 2000.
Stepanovs yang diproyeksikan menggantikan kapten Arsenal, Tony Adams, yang tengah cedera menciptakan debut manis di laga itu.
Pria dengan tinggi 192 sentimeter mencetak satu gol lewat sundulan di laga yang berakhir 2-1 untuk kemenangan Arsenal.
Namun ujian sesungguhnya Stepanovs terjadi pada 25 Februari 2002.
Ujian tak hanya untuk Stepanovs, karena itu berlaku untuk Wenger yang berada dalam situasi sulit karena Arsenal diterpa badai cedera di lini belakang.
"Kami berada dalam krisis cedera di bek tengah. Dan hanya Igors yang pantas bermain di posisi itu dan siapa yang akan menjadi lawan kami akhir pekan nanti?"
Ya, jawabannya adalah Manchester United. Pada akhir Februari itu Arsenal mesti bertandang ke Stadion Old Trafford dengan kondisi pincang.
Baca Juga : Sejarah Hari Ini - Catatan Hitam, Gejolak Aremania di Stadion Brawijaya Kediri
Jadilah pemain muda dan cadangan yang bermain di laga big match tersebut.
Lini belakang Arsenal saat itu diisi Oleg Luzhny, Igor Stepanovs, Gilles Grimandi, dan Ashley Cole.
MU langsung unggul cepat lewat striker Dwight Yorke pada menit ke-3 meski dibalas Thierry Henry pada menit 16'.
"Mereka mencetak gol dan kami bisa menyamakan kedudukan. Kami berpikir "Oke, kami bisa"."
Tak dinyana, gol demi gol mengalir mulus dari pemain-pemain tuan rumah.
Yorke menggenapkan hat-trick, dilengkapi gol kapten Roy Keane dan Ole-Gunnar Solksjaer. Lima gol bersarang di gawang kiper David Seaman di babak pertama!
Sepak bola adalah permainan tim, jadi pantang menyalahkan satu pemain sebagai biang keladi kekalahan.
Tetapi prinsip seperti itu mungkin bisa dienyahkan, karena striker MU Dwight Yorke sadar ada satu pemain yang tak beres di lini belakang Arsenal.
Dan siapa lagi? Stepanovs lah pemain tak beres tersebut.
Berjalan ke ruang ganti saat jeda, Yorke yang mencetak trigol di laga itu mengobrol dengan Parlour di lorong pemain.
"Dari mana sih kalian dapatkan bek tengah seperti itu?" tanya Yorke keheranan.
"Lihat, ceritanya panjang...," balas Parlour.
Berada di situasi tidak mengenakkan karena tertinggal 1-5 di babak pertama, yang dipikirkan Parlour di ruang ganti pemain hanyalah menahan tawa sebisa mungkin karena pembelian Arsenal yang salah karena tingkahnya.
"Arsene tampak mulai kecewa dan ia tidak mengumpat, itu tak cocok untuknya, dan saya benar-benar tersiksa menahan tawa."
"Saya tidak melakukan kontak mata dan saya bisa melihat Pat Rice (asisten pelatih Arsenal) memberi isyarat: "Jangan tertawa, apapun yang kau lakukan. Jangan. Mencoba. Untuk. Tertawa"."
"Arsene marah, dan hanya saat itulah dalam delapan tahun dilatih olehnya saya baru melihat ia mengamuk di paruh babak."
Arsenal di babak kedua pun tak berdaya, MU bahkan menambah rasa pedih bagi The Gunners saat Teddy Sheringham menggenapkan skor menjadi 6-1 pada akhir laga.
Karena kekalahan telak itu Arsenal semakin jauh dari gelar Liga Inggris.
Di akhir musim Arsenal finis di posisi dua dengan koleksi 70 poin, terpaut sepuluh poin dari juara bertahan Manchester United.
Lalu, bagaimana nasib Stepanovs di Arsenal?
Setelah penampilan yang mengecewakan melawan MU, Stepanovs hanya sekali tampil di musim 2000-2001 saat Arsenal melawan Manchester City.
Di musim selanjutnya saat Arsenal juara Liga Inggris, Stepanovs merasakan menjadi bagian skuat pemenang meski hanya tampil enam kali.
Baca Juga : Sejarah Hari Ini - Selebrasi Tanduk Banteng Enzo Maresca Sentil Torino
Total ia hanya mencatatkan 17 kali penampilan di liga bersama Arsenal dan 31 kali di segala kompetisi.
Usai kontraknya habis pada 2004, Stepanovs berlabuh di klub besar Swiss, Grasshopper.
Di sisa kariernya Stepanovs kemudian berpindah ke klub-klub yang tergolong kurang didengar gaungnya seperti Jurmala, Esbjerg, dan Shinnik Yaroslavl.
Karier sepak bolanya ditutup pada 2011 dan ia kemudian beralih profesi menjadi pelatih di Jurmala dan Latvia U-17.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Dari Berbagai Sumber |
Komentar