Bandingkan dengan 1,1 duel udara dan 2 tackle yang dimiliki Henderson. Jelas ini membuat sang pilar timnas Inggris tampak semakin inferior.
Meski demikian, Juergen Klopp mengaku bahwa motif mendatangkan Fabinho tak berbeda seperti ketika merekrut Naby Keita dan Xherdan Shaqiri, yakni ingin mengubah keadaan tim.
(Baca Juga: Kedatangan Gianluigi Buffon ke PSG adalah Suatu Kehormatan bagi Neymar)
"Kami ingin pemain yang mampu mengubah keadaan dalam laga. Baik itu di pertengahan, saat sudah memasuki 50 menit, 60 menit, atau kapan saja. Ayolah, kami ingin kualitas yang sama hanya saja lebih segar," kata Klopp dikutip BolaSport.com dari laman The Independent.
Pelatih 50 tahun ini menilai, bahwa saat ini banyak pertandingan yang ditentukan pada menit-menit terakhir.
Dan ia menyadari bahwa itu membuat Manchester City perkasa pada musim lalu.
3 Peran yang Mungkin Akan Dimainkan Cristiano Ronaldo bersama Juventus https://t.co/Bkcek8Zz2l
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 20, 2018
"Seberapa sering mereka (Manchester City) menang dalam menit-menit terakhir? Yang pasti jauh lebih banyak daripada tim-tim lainnya," tutur eks pelatih Mainz 05 ini.
"Tetapi yang perlu Anda ingat, mereka masih 1-1. Lalu dengan gocekan di tepi lapangan, mereka mengumpan meski mendapat situasi sulit kepada Raheem Sterling dan tiba-tiba menjadi 2-1," katanya menerangkan.
"Untuk memiliki pemain yang mampu menyegarkan permainan saya kira penting untuk saat ini," ucap Klopp menutup percakapan.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Independent.co.uk |
Komentar