Juventus memang telah melepas Leonardo Bonucci ke Milan. Namun, Juve masih harus berurusan dengan sisa pengaruh sang bek dalam permainan mereka. Sejauh ini, niat itu berjalan mulus.
Penulis: Christian Gunawan
Sang juara bertahan tak bisa mengelak dari fakta dua gol Genoa yang bersarang di gawang Gianluigi Buffon nyaris memberikan kekalahan. Karena dua gol itu, Juve juga mesti bekerja keras untuk dapat berkelit dari anggapan bahwa mereka kehilangan Bonucci.
Kehilangan itu tak cuma soal ketangguhan lini pertahanan. Bonucci menjadi salah satu senjata Juve musim silam dalam menciptakan peluang. Operan jarak jauh sang bek kerap memulai proses gol La Vecchia Signora.
(Baca Juga: Janjikan Sepak Bola yang Lebih Baik, Netizen Serbu Kolom Komentar PSSI)
Pada 2016/17, Bonucci melepaskan 65,1 operan per pertandingan. Dari angka itu, ia mencetak pula 7,9 operan jarak jauh per laga.
Rata-rata itu jauh di atas pemain Juventus lainnya termasuk kiper. Pemain nonkiper terdekat adalah Giorgio Chiellini yang melepaskan 4,6 operan jauh per laga.
Dengan rata-rata tinggi itu, akurasi operan Bonucci tergolong tinggi pula, yakni sebesar 87,2 persen. Angka-angka tersebut memberi warna khusus buat Si Hitam-Putih. Juventus mencoba mengubah warna tersebut.
Bianconeri kini tampak mengedepankan permainan operan pendek. Tahun lalu, sekitar 12 persen operan pasukan Max Allegri berupa operan jarak jauh. Angka itu turun menjadi 8 persen.
Peningkatan pun terlihat dari perubahan tersebut.
Musim lalu, akurasi operan Si Nyonya Besar “hanya” 85,5 persen. Angka itu tentu tidak buruk, tapi Napoli menjadi yang terbaik dengan 87,2 persen.
(Baca Juga: Menurut Dua Pebalap Ini, Marc Marquez Suka Melewati Batas)
Akurasi operan Juventus kini mencapai 88,4 persen, tertinggi di Serie A. Tak hanya peningkatan ketepatan, Si Nyonya Besar juga menaikkan frekuensi operan.
Mereka membuat 1.305 buah operan tepat sasaran, juga tertinggi di Serie A. Yang terdekat adalah Inter dengan 1.017 operan.
Bola lambung dari Bonucci kerap mengurangi pekerjaan gelandang bertahan. Musim ini, Sami Khedira atau Blaise Matuidi terlihat memulai serangan, sebelum mengalirkan bola ke Miralem Pjanic yang meramu serangan dengan kreativitasnya.
Pjanic telah mengirim dua assist untuk Paulo Dybala. Nama yang disebutkan terakhir telah mencetak empat gol dari dua laga. Lini tengah telah menunjukkan kedinamisan berharga buat Juve.
(Baca Juga: VIDEO - Gol Isco yang Bikin Malu Kiper Liechtenstein)
Berbeda
Dari segi pertahanan, Juventus telah merekrut Benedikt Howedes dari Schalke sebagai penguatan di jantung lini belakang.
Juve akan mengandalkan bek Jerman itu sebagai penyergap lawan. Opta mencatat bek berusia 29 tahun itu mencatat 119 serobotan di Bundesliga musim silam, hanya kalah dari Thiago Alcantara (125 buah intersepsi).
Namun, sukar mengharapkan Howedes akan berkontribusi seperti Bonucci. Rata-rata operan jarak jauh produk akademi Schalke itu 4,1 buah saja.
“Ia berbeda dari Bonucci. Akan menjadi keliru mencari pemain seperti Bonucci, sama kelirunya dengan mencari pemain seperti Andrea Pirlo. Tim mesti mencari keseimbangannya,” ucap Chiellini, yang menganggap Bonucci tetap sebagai kawan dan saudara, seperti dikutip Football Italia.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar