Sang pelatih pun menyadari bakat terpendam yang dimiliki oleh Kante saat menggelar uji coba untuk para pemain.
"Saat saya datang, saya mengetes para pemian muda, termasuk Kante," ujar Tournay.
"Dia mendadak meledak di mata saya. Pergerakannya, tekniknya, kesimpelan permainannya dan staminanya membuat saya kagum. Saya tak mengerti kenapa dia masih di sana. Saya memberinya kontrak profesional," tutur dia.
(Baca Juga: Luzhniki Stadium, Venue Final Piala Dunia Prototipe Stadion Termegah di Indonesia)
Kante memang tak mampu membawa Boulogne berprestasi karena hanya finis di posisi ke-13 klasemen.
Namun, Kante memikat perhatian tim Prancis lainnya, Caen, yang langsung merekrutnya pada 2013.
Dengan bantuan Kante, Caen kembali ke Ligue 1 pada musim 2014-2015. Bakatnya pun semakin harum di mana-mana.
Pada 2015, 5 tahun sejak tampil di divisi ke-9 Liga Prancis, Kante bergabung dengan tim Liga Inggris, Leicester City.
Pemain berdarah Mali itu menjadi bagian The Foxes ketika meraih gelar juara Liga Inggris musim 2015-2016.
Tak hanya itu, Kante juga terpilih sebagai pemain terbaik Leicester City tahun 2016.
Kante kini membela Chelsea sejak diboyong dari Leicester pada 2016.
Satu musim membela The Blues, Kante membawa timnya menjadi juara Liga Inggris musim 2016-2017.
Dia juga berhak atas gelar pemain terbaik Liga Inggris versi PFA pada musim tersebut.
(Baca Juga: VIDEO - N'Golo Kante Terlalu Pemalu untuk Meminta Trofi Piala Dunia dari Rekan Setim)
Kecemerlangan Kante di level klub membuat pelatih Prancis, Didier Deschamps, memberinya kesempatan untuk tampil di Piala Dunia 2018.
Dengan Kante di dalam tim, Tim Ayam Jantan tak pernah menelan kekalahan di ajang tersebut.
8 tahun sejak tampil di divisi 9, Kante yang terkenal dengan sifat pemalu akhirnya resmi mendapatkan titel juara dunia bersama timnas Prancis.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar