Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dari Divisi 9 ke Juara Dunia, Si Pemalu Hanya Butuh 8 Tahun

By Taufan Bara Mukti - Senin, 16 Juli 2018 | 18:07 WIB
 Para pemain Prancis merayakan kesuksesan menjuarai Piala Dunia 2018 setelah menekuk Kroasia 4-2 pada laga final di Stadion Luzhniki, Moskow, 15 Juli 2018.
ADRIAN DENNIS / AFP
Para pemain Prancis merayakan kesuksesan menjuarai Piala Dunia 2018 setelah menekuk Kroasia 4-2 pada laga final di Stadion Luzhniki, Moskow, 15 Juli 2018.

Keberhasilan timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 tak terlepas dari peran penting si pemalu, N'Golo Kante.

Timnas Prancis menekuk Kroasia dengan skor 4-2 di partai final Piala Dunia 2018.

Kemenangan itu sekaligus mengantarkan gelar Piala Dunia kedua bagi Les Bleus.

Dari 7 pertandingan timnas Prancis di Piala Dunia 2018, posisi N'Golo Kante tak tergantikan.

Dia hanya sekali ditarik keluar oleh pelatih Didier Deschamps yakni pada partai final.

Hasilnya, dari 7 laga yang dimainkan Kante bersama timnas Prancis, mereka tak sekali pun merasakan kekalahan.

Terburuk, Kante dan kolega ditahan imbang Denmark 0-0 di partai terakhir Grup C yang tak lagi menentukan.

Namun, ada sebuah fakta yang menarik dari karier Kante yang sukses menyabet gelar Liga Inggris dan Piala Dunia ini.

(Baca Juga: Media Inggris Ingin Kroasia Didiskualifikasi dari Piala Dunia 2018 karena 3 Hal Ini)

Pemain kelahiran Paris, 29 Maret 1991 itu membangun kariernya dari level terendah.

Klub pertama yang dibela Kante adalah JS Suresnes, klub divisi 9 Liga Prancis!

Suresnes merupakan klub amatir yang ada di kawasan Paris dan berlaga di liga regional.

Kante bergabung dengan klub tersebut pada 1999-2010.

Pada 2010 saat usianya 19 tahun, dia mengalami kesulitan mencari klub profesional di Prancis karena mengalami banyak penolakan.

Dilansir BolaSport.com dari GFFN, tim-tim Prancis seperti Paris Saint-Germain, Sochaux, Rennes, Lorient, dan Clairefontaine semua enggan menerima Kante bergabung.

Semua klub di atas mengemukakan alasan yang sama: Kante terlalu kecil.


Gelandang Prancis, N'Golo Kante (kanan), berduel dengan pemain Kroasia, Luka Modric, dalam final Piala Dunia 2018, 15 Juli 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow.(JEWEL SAMAD/AFP )

Dengan postur 168 cm, Kante memang terbilang mungil ketika beraksi di lapangan.

Sekretaris Suresnes, Pierre Ville, sampai turun tangan untuk mencarikan klub profesional bagi Kante. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil.

"Kami berkata padanya, ini belum waktunya pindah. Jelas dia sedih, namun kami tak menyerah. Kami terus meyakinkan dia jika waktunya tepat maka ia akan pindah," kata Ville dilansir BolaSport.com dari Bleacher Report.

(Baca Juga: Final Piala Dunia 2018 - Kroasia Kalah, Kutukan Kiper AS Monaco Masih Lestari)

"Tak pernah ada yang menanyakan bagaimana keadaan Kante," kata Piotr Wojtyna, salah satu pelatih Kante di Suresnes.

Nasib baik berpihak pada Kante dua tahun kemudian. Tim yang baru terdegradasi dari Ligue 1 kala itu, US Boulogne, tertarik mendatangkannya.

Kante pun direkrut oleh Boulogne dan dimasukkan ke tim cadangan. Kepindahan itu membuat Kante melompat ke kompetisi divisi 6 Liga Prancis.

Rekan setim Kante di Boulogne, Maxime Colin, menuturkan perjalanan karier sang pemain yang masih juga dipenuhi liku-liku.

"Kala itu, pelatih meminta dia bermain sebagai bek kanan. Saya menjadi pilihan pertama di posisi itu, dia jadi pilihan kedua," ujar Colin dilansir BolaSport.com dari ESPN.


Gelandang Prancis, N'Golo Kante, pada 1998. ( L'EQUIPE )

"Itu bukan posisi aslinya. Dia tak pernah bermain. Pelatih tak pernah benar-benar percaya padanya," tuturnya.

Keadaan berubah ketika Boulogne mendatangkan pelatih baru Georges Tournay.

Sang pelatih pun menyadari bakat terpendam yang dimiliki oleh Kante saat menggelar uji coba untuk para pemain.

"Saat saya datang, saya mengetes para pemian muda, termasuk Kante," ujar Tournay.

"Dia mendadak meledak di mata saya. Pergerakannya, tekniknya, kesimpelan permainannya dan staminanya membuat saya kagum. Saya tak mengerti kenapa dia masih di sana. Saya memberinya kontrak profesional," tutur dia.

(Baca Juga: Luzhniki Stadium, Venue Final Piala Dunia Prototipe Stadion Termegah di Indonesia)

Kante memang tak mampu membawa Boulogne berprestasi karena hanya finis di posisi ke-13 klasemen.

Namun, Kante memikat perhatian tim Prancis lainnya, Caen, yang langsung merekrutnya pada 2013.

Dengan bantuan Kante, Caen kembali ke Ligue 1 pada musim 2014-2015. Bakatnya pun semakin harum di mana-mana.

Pada 2015, 5 tahun sejak tampil di divisi ke-9 Liga Prancis, Kante bergabung dengan tim Liga Inggris, Leicester City.

Pemain berdarah Mali itu menjadi bagian The Foxes ketika meraih gelar juara Liga Inggris musim 2015-2016.

Tak hanya itu, Kante juga terpilih sebagai pemain terbaik Leicester City tahun 2016.

Kante kini membela Chelsea sejak diboyong dari Leicester pada 2016.

Satu musim membela The Blues, Kante membawa timnya menjadi juara Liga Inggris musim 2016-2017.

Dia juga berhak atas gelar pemain terbaik Liga Inggris versi PFA pada musim tersebut.

(Baca Juga: VIDEO - N'Golo Kante Terlalu Pemalu untuk Meminta Trofi Piala Dunia dari Rekan Setim)

Kecemerlangan Kante di level klub membuat pelatih Prancis, Didier Deschamps, memberinya kesempatan untuk tampil di Piala Dunia 2018.

Dengan Kante di dalam tim, Tim Ayam Jantan tak pernah menelan kekalahan di ajang tersebut.

8 tahun sejak tampil di divisi 9, Kante yang terkenal dengan sifat pemalu akhirnya resmi mendapatkan titel juara dunia bersama timnas Prancis.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Taufan Bara Mukti
Sumber : Berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
16
39
2
Chelsea
17
35
3
Arsenal
17
33
4
Nottm Forest
17
31
5
Bournemouth
17
28
6
Aston Villa
17
28
7
Man City
17
27
8
Newcastle
17
26
9
Fulham
17
25
10
Brighton
17
25
Klub
D
P
1
Persebaya
16
37
2
Persib
15
35
3
Persija Jakarta
16
28
4
PSM
16
27
5
Borneo
16
26
6
Dewa United
16
25
7
Arema
16
25
8
Bali United
15
24
9
Persik
16
24
10
Persita
16
24
Klub
D
P
1
Atlético Madrid
18
41
2
Real Madrid
18
40
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Atalanta
17
40
2
Napoli
17
38
3
Inter
15
34
4
Lazio
17
34
5
Fiorentina
15
31
6
Juventus
17
31
7
Bologna
16
28
8
Milan
16
26
9
Udinese
16
20
10
Roma
17
19
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X