Keberhasilan timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 tak terlepas dari peran penting si pemalu, N'Golo Kante.
Timnas Prancis menekuk Kroasia dengan skor 4-2 di partai final Piala Dunia 2018.
Kemenangan itu sekaligus mengantarkan gelar Piala Dunia kedua bagi Les Bleus.
Dari 7 pertandingan timnas Prancis di Piala Dunia 2018, posisi N'Golo Kante tak tergantikan.
Dia hanya sekali ditarik keluar oleh pelatih Didier Deschamps yakni pada partai final.
Hasilnya, dari 7 laga yang dimainkan Kante bersama timnas Prancis, mereka tak sekali pun merasakan kekalahan.
Terburuk, Kante dan kolega ditahan imbang Denmark 0-0 di partai terakhir Grup C yang tak lagi menentukan.
Namun, ada sebuah fakta yang menarik dari karier Kante yang sukses menyabet gelar Liga Inggris dan Piala Dunia ini.
(Baca Juga: Media Inggris Ingin Kroasia Didiskualifikasi dari Piala Dunia 2018 karena 3 Hal Ini)
Pemain kelahiran Paris, 29 Maret 1991 itu membangun kariernya dari level terendah.
Klub pertama yang dibela Kante adalah JS Suresnes, klub divisi 9 Liga Prancis!
Tremendous picture of #Kante with his French youth team; yep, that's him on the far left! pic.twitter.com/fI8RIfLpAh
— Iain Rodger (@IainRodger1) December 18, 2016
Suresnes merupakan klub amatir yang ada di kawasan Paris dan berlaga di liga regional.
Kante bergabung dengan klub tersebut pada 1999-2010.
Pada 2010 saat usianya 19 tahun, dia mengalami kesulitan mencari klub profesional di Prancis karena mengalami banyak penolakan.
Dilansir BolaSport.com dari GFFN, tim-tim Prancis seperti Paris Saint-Germain, Sochaux, Rennes, Lorient, dan Clairefontaine semua enggan menerima Kante bergabung.
Semua klub di atas mengemukakan alasan yang sama: Kante terlalu kecil.
Dengan postur 168 cm, Kante memang terbilang mungil ketika beraksi di lapangan.
Sekretaris Suresnes, Pierre Ville, sampai turun tangan untuk mencarikan klub profesional bagi Kante. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil.
"Kami berkata padanya, ini belum waktunya pindah. Jelas dia sedih, namun kami tak menyerah. Kami terus meyakinkan dia jika waktunya tepat maka ia akan pindah," kata Ville dilansir BolaSport.com dari Bleacher Report.
(Baca Juga: Final Piala Dunia 2018 - Kroasia Kalah, Kutukan Kiper AS Monaco Masih Lestari)
"Tak pernah ada yang menanyakan bagaimana keadaan Kante," kata Piotr Wojtyna, salah satu pelatih Kante di Suresnes.
Nasib baik berpihak pada Kante dua tahun kemudian. Tim yang baru terdegradasi dari Ligue 1 kala itu, US Boulogne, tertarik mendatangkannya.
Kante pun direkrut oleh Boulogne dan dimasukkan ke tim cadangan. Kepindahan itu membuat Kante melompat ke kompetisi divisi 6 Liga Prancis.
Rekan setim Kante di Boulogne, Maxime Colin, menuturkan perjalanan karier sang pemain yang masih juga dipenuhi liku-liku.
"Kala itu, pelatih meminta dia bermain sebagai bek kanan. Saya menjadi pilihan pertama di posisi itu, dia jadi pilihan kedua," ujar Colin dilansir BolaSport.com dari ESPN.
"Itu bukan posisi aslinya. Dia tak pernah bermain. Pelatih tak pernah benar-benar percaya padanya," tuturnya.
Keadaan berubah ketika Boulogne mendatangkan pelatih baru Georges Tournay.
Sang pelatih pun menyadari bakat terpendam yang dimiliki oleh Kante saat menggelar uji coba untuk para pemain.
"Saat saya datang, saya mengetes para pemian muda, termasuk Kante," ujar Tournay.
"Dia mendadak meledak di mata saya. Pergerakannya, tekniknya, kesimpelan permainannya dan staminanya membuat saya kagum. Saya tak mengerti kenapa dia masih di sana. Saya memberinya kontrak profesional," tutur dia.
(Baca Juga: Luzhniki Stadium, Venue Final Piala Dunia Prototipe Stadion Termegah di Indonesia)
Kante memang tak mampu membawa Boulogne berprestasi karena hanya finis di posisi ke-13 klasemen.
Namun, Kante memikat perhatian tim Prancis lainnya, Caen, yang langsung merekrutnya pada 2013.
Dengan bantuan Kante, Caen kembali ke Ligue 1 pada musim 2014-2015. Bakatnya pun semakin harum di mana-mana.
Pada 2015, 5 tahun sejak tampil di divisi ke-9 Liga Prancis, Kante bergabung dengan tim Liga Inggris, Leicester City.
Pemain berdarah Mali itu menjadi bagian The Foxes ketika meraih gelar juara Liga Inggris musim 2015-2016.
Tak hanya itu, Kante juga terpilih sebagai pemain terbaik Leicester City tahun 2016.
Kante kini membela Chelsea sejak diboyong dari Leicester pada 2016.
Satu musim membela The Blues, Kante membawa timnya menjadi juara Liga Inggris musim 2016-2017.
Dia juga berhak atas gelar pemain terbaik Liga Inggris versi PFA pada musim tersebut.
(Baca Juga: VIDEO - N'Golo Kante Terlalu Pemalu untuk Meminta Trofi Piala Dunia dari Rekan Setim)
Kecemerlangan Kante di level klub membuat pelatih Prancis, Didier Deschamps, memberinya kesempatan untuk tampil di Piala Dunia 2018.
Dengan Kante di dalam tim, Tim Ayam Jantan tak pernah menelan kekalahan di ajang tersebut.
8 tahun sejak tampil di divisi 9, Kante yang terkenal dengan sifat pemalu akhirnya resmi mendapatkan titel juara dunia bersama timnas Prancis.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar