Keraguan ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Pasalnya, karier Southgate sebagai pemain maupun pelatih terbilang biasa saja untuk ukuran timnas Inggris yang terkenal memiliki pendukung dengan ekspektasi tinggi kepada timnas mereka.
Semasa bermain, Gareth Southgate memang sudah akrab dengan kondisi selalu diremehkan oleh orang lain.
Pada usia 16 tahun, pelatihnya di tim junior Crystal Palace, Alan Smith, pernah mengatakan bahwa sebaiknya Gareth Southgate menjadi agen biro perjalanan ketimbang sebagai pemain sepak bola.
"Gareth lihat, jika saya jadi kamu, saya akan menjadi agen perjalanan karena tidak berpikir sepak bola akan menjadi hidupmu, jika kamu terus seperti ini," ujar Alan Smith dikutip BolaSport.com dari BBC.
Sang pelatih mengungkapkan hal di atas karena buruknya performa Gareth Southgate saat itu.
Meski mendapatkan kritik pedas, Gareth Southgate enggan menyerah dan mampu menjadi pemain yang terus berkembang dengan karakter kuat.
Perlahan setelah kariernya mulai berkembang, panggilan timnas Inggris mulai rutin menghampirinya pada rentang 1995 hingga 2005.
Namun, pendukung timnas Inggris lebih mengingat Southgate sebagai biang keladi Tim Tiga Singa gagal melaju ke final Piala Eropa 1996 ketimbang ketangguhannya di jantung pertahanan.
Saat itu Inggris yang bertindak sebagai tuan rumah gagal melaju ke partai puncak Piala Eropa karena kalah dari Jerman di semifinal dengan skor 6-5 lewat babak adu penalti.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bbc.co.uk |
Komentar