Namun disayangkan, kendati berbagai prestasi dibidang olahraga atletik yang ia raih pernah mengharumkan nama Indonesia di luar negeri, namun nasib Darminto tidak berubah.
Ia tidak mendapatkan perhatian pemerintah dan tidak bisa mendapat pekerjaan yang layak, sehingga pada tahun 1970 Darmiyanto akhirnya memilih sebagai tukang becak.
Hingga usia senjanya, Pak Dar tetap mengayuh becak untuk menafkahi keluarganya.
Meski nasibnya kurang beruntung, dia tetap bersyukur, Ia merasa berkecukupan dengan hasil dari menarik becaknya.
Ia hanya berdoa semoga tetap diberikan kesehatan dan kebugaran di usianya yang tak lagi muda ini.
Ia mengaku akan tetap berolahraga lari hingga akhir hayatnya. Sebab, menurutnya, dari aktivitas berlari inilah yang membuat badannya tetap sehat.
"Kalau bisa meraih juara lomba lari, bonusnya lumayan," pungkasnya. (Syahrul Munir)
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar