Kekalahan cepat dua pemain tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, pada turnamen Hong Kong Open 2017 menghasilkan efek domino.
Tak hanya membuat mereka angkat kaki lebih cepat dari turnamen berlevel superseries tersebut, kegagalan itu juga memastikan peluang Jonatan dan Anthony ke Dubai World Superseries Finals 2017 tertutup.
"Kecewa tidak, tetapi saya sebenarnya ada harapan mereka punya pengalaman untuk main di sana karena suasananya kan beda," ucap pelatih kepala tunggal putra nasional, Hendry Saputra, yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Kamis (23/11/2017).
"Namun, kalau melihat kondisi mereka, saya yakin tidak akan maksimal. Saya juga perlu waktu untuk membuat mereka percaya diri, Jadi, sekarang akan recovery supaya bisa lebih baik," kata Hendry lagi.
Pasca-menembus babak final Korea Open 2017, performa Jonatan dan Anthony mengalami penurunan drastis.
Mereka langsung tersingkir dari babak kesatu Japan Open 2017 yang berlangsung beberapa hari setelah laga final Korea Open 2017 digelar.
Hal serupa juga terjadi saat mereka mengikuti turnamen superseries di Eropa, Denmark Open dan French Open.
Di Denmark, Jonatan dan Anthony sama-sama terdepak pada babak pertama, sementara di Prancis, Jonatan angkat kaki dari babak kesatu, sedangkan Anthony mampu menembus perempat final.
Hasil buruk kembali ditelan Jonatan dan Anthony pada turnamen superseries Asia.
Pada China Open 2017 yang berlangsung pekan lalu, Jonatan dan Anthony kalah dari lawan yang sama, Ng Ka Long Angus (Hong Kong).
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar