Di dunia tenis putri, sebelum Halep dan Pliskova, ada lima petenis lain yang mengalami rekor serupa, yaitu Kim Clijsters, Amelie Mauresmo, Jelena Jankovic, Dinara Safina, dan Caroline Wozniacki.
Sejauh ini, hanya Mauresmo dan Clijsters yang kemudian bisa memenangi Grand Slam setelah menjadi petenis nomor satu dunia.
Sementara itu, di bagian tenis putra, hanya ada dua pemain dengan pencapaian serupa, yaitu Ivan Lendl dan Marcelo Rios.
Kalau Lendl lantas menjuarai 8 Grand Slam dan menjadi salah satu petenis terbaik dunia, maka kebalikan dengan Rios.
Marcelo Rios, petenis asal Cile, memenangi delapan gelar selama 1998.
Ia mengambil keuntungan dari Pete Sampras yang kesulitan pada tahun itu, dan menjadi petenis nomor satu dunia.
Namun, prestasi itu hanya menjadi one hit wonder buat Rios.
(Baca Juga: Asian Games 2018 Harus Jadi Tonggak Meningkatnya Prestasi Olahraga Indonesia)
Marcelo Rios hanya mencapai final Grand Slam satu kali, di mana ia lantas dikalahkan oleh Petr Korda di final Australia Terbuka 1998.
Kalau menurut ratu tenis Amerika Serikat, Chris Evert, menjadi nomor satu lebih penting ketimbang menang satu Grand Slam.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar