Simona Halep menjadi petenis tunggal putri berperingkat satu dunia saat ini tanpa meraih satu pun gelar di Grand Slam. Meski demikian, petenis asal Rumania itu belum merasa puas.
Sebenarnya, Simona Halep bisa saja melakukan keduanya, menjadi nomor satu dan juara Grand Slam, pada musim panas 2017.
Hal itu terjadi seandainya ia bisa mengalahkan Jelena Ostapenko di final Prancis Terbuka. Akan tetapi, ia kehilangan grip.
Pada set penentuan, petenis berusia 26 tahun itu sempat unggul 3-0 atas Jelena Ostapenko.
Namun, akhirnya ia kalah dari Ostapenko, yang ketika itu adalah petenis berperingkat 47 dunia dan hanya punya peluang 100-1 menjadi juara.
“Saya selalu mengatakan memenangi gelar Grand Slam adalah yang terpenting. Ketika menjadi nomor 1, maka orang akan mengatakan saya belum menang Grand Slam."
"Semua serba salah, sebab yang sebaliknya juga berlaku. Menurut saya, kedua hal itu sangat penting. Kalau ingin punya karier yang bisa membahagiakan, maka lakukan keduanya,” kata Halep seperti dikutip BolaSport.com dari The Independent Sport.
(Baca Juga: Sekitar 130 Atlet Berprestasi Diangkat Jadi PNS)
Simona Halep menjadi petenis putri kelima yang menduduki peringkat teratas, setelah Angelique Kerber, Serena Williams, Karolina Pliskova, dan Garbine Muguruza.
Halep dan Pliskova menjadi dua dari lima petenis tersebut yang menduduki puncak peringkat tanpa menjadi juara Grand Slam sebelumnya.
Di dunia tenis putri, sebelum Halep dan Pliskova, ada lima petenis lain yang mengalami rekor serupa, yaitu Kim Clijsters, Amelie Mauresmo, Jelena Jankovic, Dinara Safina, dan Caroline Wozniacki.
Sejauh ini, hanya Mauresmo dan Clijsters yang kemudian bisa memenangi Grand Slam setelah menjadi petenis nomor satu dunia.
Sementara itu, di bagian tenis putra, hanya ada dua pemain dengan pencapaian serupa, yaitu Ivan Lendl dan Marcelo Rios.
Kalau Lendl lantas menjuarai 8 Grand Slam dan menjadi salah satu petenis terbaik dunia, maka kebalikan dengan Rios.
Marcelo Rios, petenis asal Cile, memenangi delapan gelar selama 1998.
Ia mengambil keuntungan dari Pete Sampras yang kesulitan pada tahun itu, dan menjadi petenis nomor satu dunia.
Namun, prestasi itu hanya menjadi one hit wonder buat Rios.
(Baca Juga: Asian Games 2018 Harus Jadi Tonggak Meningkatnya Prestasi Olahraga Indonesia)
Marcelo Rios hanya mencapai final Grand Slam satu kali, di mana ia lantas dikalahkan oleh Petr Korda di final Australia Terbuka 1998.
Kalau menurut ratu tenis Amerika Serikat, Chris Evert, menjadi nomor satu lebih penting ketimbang menang satu Grand Slam.
“Level tinggi konsistensi selama 12 bulan lebih mengesankan ketimbang menang satu Slam dengan hasil lain yang hanya rata-rata,” kata Evert.
Jadi, apakah menjadi nomor satu dunia tanpa gelar Grand Slam menjadi tak berharga?
Jawabannya mungkin iya, namun akan tampak naif kalau dikatakan prestasi itu tidak ada artinya jika dibanding hanya menang satu Grand Slam.
(Baca Juga: Roger Federer Diprediksi Tetap Berbahaya dan Mengejar Grand Slam Ke-20)
Nomor Satu Tanpa Grand Slam
1. Ivan Lendl
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putra): Februari 1983
Grand Slam: Juara Australia Terbuka 1989 & 1990, juara Prancis Terbuka 1984, 1986, & 1987, finalis Wimbledon 1986 & 1987, juara AS Terbuka 1985, 1986, & 1987
2. Marcelo Rios
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putra): Maret 1998
Grand Slam: Finalis Australia Terbuka 1998, perempat final Prancis Terbuka 1998 & 1999, babak ke-4 Wimbledon 1997, perempat final AS Terbuka 1997
3. Kim Clijsters
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): Agustus 2003
Grand Slam: Juara Australia Terbuka 2011, finalis Prancis Terbuka 2001 & 2003, semifinalis Wimbledon 2003 & 2006, juara AS Terbuka 2005, 2009, dan 2010.
4. Amelie Mauresmo
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): September 2004
Grand Slam: Juara Australia Terbuka 2006, perempat final Prancis Terbuka 2003 & 2004, juara Wimbledon 2006, semifinal AS Terbuka 2002 & 2006
5. Jelena Jankovic
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): Agustus 2008
Grand Slam: Semifinal Australia Terbuka 2008, semifinal Prancis Terbuka 2007, 2008, & 2010, babak ke-4 Wimbledon 2006, 2007, 2008, 2010, & 2015, finalis AS Terbuka 2008.
6. Dinara Safina
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): April 2009
Grand Slam: Perempat final Australia Terbuka 2004 & 2005, babak ke-3 Prancis Terbuka 2006, 2007, & 2008, babak ke-3 Wimbledon 2005 & 2008, juara AS Terbuka 2007
7. Caroline Wozniacki
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): Oktober 2010
Grand Slam: Semifinal Australia Terbuka 2011, perempat final Prancis Terbuka 2010 & 2017, babak ke-4 Wimbledon 2009, 2010, 2011, 2014, 2015, & 2017, finalis AS Terbuka 2009 & 2014
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): Juli 2017
Grand Slam: Perempat final Australia Terbuka 2017, semifinal Prancis Terbuka 2017, babak kedua Wimbledon (2013, 2014, 2015, 2016, & 2017), finalis AS Terbuka 2016
9. Simona Halep
Nomor Satu Dunia (Tunggal Putri): Oktober 2017
Grand Slam: Perempat final Australia Terbuka 2014 & 2015, finalis Prancis Terbuka 2014 & 2017, semifinal Wimbledon 2014, semifinal AS Terbuka 2015
Keterangan: Artikel ini telah dimuat di Tabloid BOLA Edisi 2.836, 16 Januari 2018
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar