Hasilnya, tidak ada dampak langsung aktivitas seksual terhadap performa atletik dan kekuatan para atlet.
Dilansir dari US News, Rabu (07/02/2018), Dr Lauren Streicher, direktur medis di Northwestern Medicine's Center for Sexual Medicine and Menopause yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut juga mengatakan bahwa tidak ada satu studi pun yang menunjukkan dampak pada aktivitas seksual dan performa atletik.
Meski begitu, Streicher memberikan pengecualian jika para atlet tersebut tidak mendapatkan tidur nyenyak karena seks. Dengan kata lain, masalahnya ada pada kurang tidur.
(Baca Juga: Bahagia Tak Terbendung, Philippe Coutinho Pamer Foto Bersejarah)
Selain itu, penelitian ini juga menjelaskan kebiasaan merokok dan minum alkohol bersamaan dengan seks juga dapat menyebabkan efek negatif pada performa atlet.
Meski begitu, penelitian lain yang dipublikasikan dalam Journal of Sports Medicine and Physical Fitness pada 2000 membuat kesimpulan yang sedikit berbeda.
"Kemampuan pemulihan seorang atlet dapat terpengaruh jika dia melakukan hubungan seksual sekitar 2 jam sebelum bertanding," tulis penelitian tersebut dikutip dari CNN, 8 Agustus 2016.
Simpulan tersebut mereka dapatkan setelah melakukan penelitian terhadap 15 atlet berusia 20 hingga 40 tahun.
Percobaan pertama, para atlet diminta untuk "puasa" seks sebelum berolahraga. Para atlet diminta menyelesaikan tes stres dengan olahraga sepeda pada pagi hari dan tes mental di sore hari.
Pada percobaan kedua, para atlet diminta melakukan hubungan seksual semalam sebelum olahraga. Kemudian kedua tes di atas dilakukan kembali.
Editor | : | Fabianus Riyan Adhitama |
Sumber | : | sains.kompas.com/Resa Eka Ayu Sartika |
Komentar