Dalam kedua percobaan tersebut, mereka sama-sama diambil darahnya untuk mengukur kadar testosteron. Para peneliti tidak menemukan bahwa aktivitas seksual memiliki efek signifikan terhadap performa atlet selama olahraga.
Namun, para peneliti mengamati bahwa saat olahraga pagi setelah malamnya berhubungan seksual, detak jantung para atlet lebih tinggi.
Inilah yang membuat mereka menyimpulkan bahwa hubungan seksual 2 jam sebelum bertanding akan mempengaruhi performa atlet.
Jadi, apakah hubungan seksual adalah ide bagus untuk para atlet yang akan bertanding?
(Baca Juga: Saking Cintanya, Pemain asal Ghana Potong Rambut Model Pizza)
Menurut laporan CNN pada 2012, Maria Cristina Rodríguez Gutierrez, direktur kedokteran olahraga di National Autonomous University of Mexico mengatakan bahwa seks bukan ide yang buruk.
"Setiap atlet, baik profesional atau amatir, dapat melakukan hubungan seks selama dia tidur lebih awal, tidak dehidrasi, menghindari alkohol dan minuman yang mengubah mood karena semua ini berdampak negatif pada tubuh mereka," ungkapnya.
"Aktivitas seksual tidak boleh dilarang bagi atlet, karena tidak ada bukti ilmiah untuk itu. Hal yang sama berlaku untuk pria dan wanita," sambungnya.
*Catatan Redaksi: Berita ini telah tayang di Kompas.com, Jumat (9/2/2018) dengan judul Kondom Gratis di Olimpiade, Buktikan Seks Tak Pengaruhi Performa Atlet.
Editor | : | Fabianus Riyan Adhitama |
Sumber | : | sains.kompas.com/Resa Eka Ayu Sartika |
Komentar