Sungguh kaget bukan kepalang. Muhammad Subhan hampir terjungkir dari kursi rodanya saat didorong seorang volunteer alias sukarelawan di Istora Senayan.
Atlet singel putra bulu tangkis kursi roda itu menduga sang sukarelawan tak mengerti teknik mendorong kursi roda.
“Saya tidak berhak marah pada sukarelawan itu. Mungkin dia tak punya wawasan cukup untuk membantu difabel. Saya bisa memaklumi, tapi saya khawatir atlet asing nanti tidak bisa memakluminya,” kata Muhammad Subhan, pada BolaSport.com, Selasa (26/6).
Pengalaman Subhan adalah cerminan dari kurangnya penyuluhan yang dilakukan kepada para sukarelawan.
Raja Sapta Oktohari, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games (APG) 2018, Inapgoc, mengakui kelemahan para volunteer dalam memahami dunia difabilitas.
Menurutnya, memberi wawasan pada 1.100 sukarelawan bukan urusan mudah.
“Itulah mengapa kami menguji coba para sukarelawan di test event APG ini. Yang pasti, kami selalu mengadakan evaluasi secara mendalam,” ujar Okto, panggilan Raja.
(Baca Juga: Jelang Asian Games 2018, Presiden Joko Widodo Tinjau Kesiapan GBK)
Evaluasi tak hanya dilakukan setelah test event rampung. Okto menjelaskan, setiap malam Inapgoc mengevaluasi pekerjaan sukarelawan kurang lebih selama 2,5 jam (dari pukul 19.30 sampai 23.00 WIB)
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar