Jonatan Christie mengaku sempat terpuruk sebelum tampil dan meraih emas nomor tunggal putra cabang bulu tangkis di Asian Games 2018.
Jojo, sapaan pemuda kelahiran 15 September 1997 ini, tampil luar biasa sepanjang Asian Games 2018.
Ia menjelma bak monster di lapangan dan membabat satu per satu lawan yang notabene merupakan penghuni 10 besar ranking BWF seperti Shi Yuqi, Kenta Nishimoto, hingga Chou Tien-chen sebelum merebut medali emas.
Hebatnya lagi, ajang multi-event yang digelar di Jakarta dan Pelembang ini merupakan debut Asian Games bagi Jojo.
(Baca Juga: Jonatan Christie Buka Suara Soal Foto Belanja Barang Mewah yang Viral di Media Sosial)
Pada tiap pertandingan, pemuda bertinggi 180 cm ini tampil dengan kepercayaan diri luar biasa. Hal ini menarik sebab Jojo mengaku kepercayaan dirinya justru sempat ambruk menjelang berlaga di Asian Games 2018.
"Sebelum Asian Games dimulai, tepatnya pada dua hingga tiga turnamen sebelumnya, saya agak sedikit terpuruk. Saya beberapa kali mendapat hasil kurang memuaskan walaupun sudah berlatih keras dan mempersiapkan diri dengan baik," katanya dalam sesi wawancara eksklusif dengan BolaSport.com di pelatnas PBSI di Cipayung, Kamis (30/8/2018).
(Baca Juga: 5 Alasan Kontrak Luis Milla Layak Diperpanjang)
Jojo memang meraih serentetan hasil jelek pada turnamen sebelum Asian Games 2018.
Di Kejuaraan Dunia 2018 misalnya, ia langsung tersingkir di babak pertama akibat kekalahan 12-21 dan 16-21 dari pebulutangkis Malaysia, Daren Liew.
Sebelumnya, Jojo terhenti di babak pertama Indonesia Open 2018 serta mentok di 16 besar Malaysia Open.
"Saat Asian Games dimulai, pelatih dan orangtua meminta saya tetap fokus walau sebelumnya banyak orang yang berkomentar negatif serta memandang sebelah mata," ujar Jojo.
Hanya, Jojo menolak anggapan bahwa medali emas tunggal putra Asian Games 2018 yang diraihnya merupakan pembuktian kepada pihak yang berkomentar negatif tersebut.
"Gelar ini hanya membuat saya percaya diri dan bukan pembuktian kepada orang yang memandang sebelah mata kepada saya," ucap lelaki kelahiran 15 September 1997 tersebut.
(Baca Juga: Indonesia Tambah Emas Melalui Karateka Rifki Ardiansyah Arrosyiid)
"Kalau sekadar ingin menunjukkan ke orang bahwa saya bisa juara, saya kurang setuju dengan anggapan itu. Ini hanya membuat saya lebih percaya diri agar bisa lebih baik ke depannya," katanya.
Keyakinan bahwa ia bisa berdiri sejajar dengan pebulu tangkis top dunia lainnya inilah yang membuat Jojo tampil prima sepanjang Asian Games 2018, termasuk saat menang di partai puncak melawan Chou Tien-chen.
Hanya, Jojo tak menganggap duel itu yang terberat baginya sepanjang Asian Games 2018.
"Semua pertandingan bisa dibilang berat, tetapi yang paling emosional buat saya adalah ketika melawan Shi Yuqi (32 besar), Khosit Phetpradab (16 besar), dan Kenta Nishimoto (semifinal)," ujarnya.
"Shi Yuqi adalah unggulan pertama, sementara saya baru kali ini tampil di Asian Games. Saya sempat ragu apakah bisa mengalahkannya atau tidak," katanya.
Sementara saat menghadapi Khosit, Jojo mengaku kurang maksimal saat lawan bisa bermain lepas. Hal serupa dialaminya ketika menghadapi Nishimoto.
Persija Vs Selangor FC Digelar dengan Penonton, Stadionnya Telah Ditentukan https://t.co/d2oTCXiMOU
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 30, 2018
(Baca Juga: Ditawari Perpanjangan Kontrak, Luis Milla Punya 4 Nilai Minus yang Mesti Diperbaiki)
"Melawan Nishimoto adalah semifinal pertama saya tahun ini. Saya berambisi melakukan yang terbaik," katanya.
"Tetapi, seperti saat melawan Khosit, saya malah under-perform, sedangkan Nishimoto lebih nyaman. Saat saya bisa keluar dari kondisi itu, rasanya betul-betul memuaskan," katanya.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar