"Apa pun risikonya, saya tak akan melepas hijab," tegas juara nasional itu.
Pernyataan tegas Miftahul Jannah itu tersebar di seluruh penjuru dunia, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Yang membuat Miftahul Jannah sangat terpukul adalah usaha kerasnya selama berbulan-bulan dalam berlatih untuk menjadi bersinar di panggung besar dimusnahkan hanya dalam sesaat.
"Ya, saya merasa sedih, karena telah berlatih 10 bulan, kadang-kadang sangat keras sampai saya tak bisa menggerakkan tangan."
"Namun, setelah semua itu saya lakukan, inilah hasilnya (diskualifikasi)," ucap Miftahul Jannah berurai air mata.
Yang lebih menyedihkan lagi, aturan larangan memakai hijab itu dibuat pada hari Miftahul Jannah akan bertanding.
Miftahul Jannah tak tahu bahwa pada pagi hari sebelum bertanding ada rapat komite teknis yang memutuskan atlet judo dilarang memakai hijab.
Pilihan tegas Miftahul Jannah yang menolak untuk melepas hijab itu mendapat dukungan kuat dari banyak orang, termasuk melalui media sosial.
"Pertahankan hijabmu. Memang penting ambil bagian dalam Asian Para Games, tapi Anda sudah jadi juara," tulis seorang pendukung di media sosial.
"Andalah juara yang sesungguhnya. Jaga hijabmu, jangan buka," tulis pendukung lainnya.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar