Mantan pemain Persib Bandung dan Bali United, Marcos Flores, membongkar kebobrokan sepak bola di Indonesia kepada media Australia.
Marcos Flores terakhir bermain di Bali United pada kompetisi Liga 1 musim 2017.
Namun, nama Marcos Flores akhirnya dicoret oleh manajemen Bali United pada Liga 1 musim berikutnya.
Marcos Flores pun akhirnya menganggur dan tidak bermain hingga saat ini.
Baca Juga:
- Tiga Pemain Asing Incaran Persib Bandung, Salah Satunya Eks Timnas Korea Selatan
- Jelang Pengumuman Pelatih Baru Bali United, Ada Sosok Teco di Pulau Dewata
- Jonathan Bauman Resmi ke Liga Malaysia, Gabung Mantan Klub Andik Vermansah
Kepada media Australia, FTBL, Marcos Flores mengungkapkan kesulitan yang ia alami saat bermain di Liga Indonesia.
Kendati hanya dua musim, pemain berkewarganegaraan Argentina itu memiliki banyak pengalaman buruk di Indonesia.
Awalnya, dituturkan Marcos Flores, dirinya bergabung ke Persib Bandung karena ajakan dari Sergio van Dijk.
Sergio van Dijk merupakan rekan setim Marcos Flores ketika bermain di Adelaide United.
"Saya senang bermain dengan Sergio, kami yang awalnya menempati peringkat ke-12 di liga bisa menjadi peringkat keempat. Lalu salah seorang petinggi klub menawari saya pindah ke Bali United," ujar Marcos Flores dilansir BolaSport.com dari FTBL.
Namun, kepindahan ke Bali United dinilai Marcos Flores sebagai sebuah kesalahan dalam kariernya.
(Baca Juga: The Jak Mania Meragukan Kualitas Pemain Incaran Persija)
"Untuk gaya hidup, semuanya pasti senang bermain di Bali. Namun buat saya, saya selalu ingin bersaing," tutur Marcos Flores.
"Saya tak ingin selesai begitu saya. Saya selalu ingin bersaing. Saya tak ingin berlibur di pantai dan punya gaya hidup mewah, tapi selalu menelan kekalahan," ucap pria 33 tahun itu.
Marcos Flores juga mengeluhkan fasilitas yang ada di klub-klub Indonesia yang menurutnya masih jauh dari sempurna.
Di Bali United misalnya, Marcos Flores menyoroti tak ada ruang ganti yang bisa ia gunakan untuk berganti seragam latihan.
"Fasilitas di Indonesia sangat aneh. Di Bali United kami disebut menjadi tim dengan fasilitas terbaik. Namun di sana tak ada ruang ganti!" katanya.
"Kami tak punya ruang ganti, kami akan datang ke tempat latihan dan manajer memberikan alat latihan kami. Kami harus berganti pakaian di sisi lapangan di mana banyak orang berlalu lalang, itu seperti tempat umum," ucap Flores.
(Baca Juga: Video Perkenalan Pemain Baru Persija Tuai Kecaman dari The Jak Mania)
Pernah juga Flores mendapati latangan yang masih sepi saat waktu latihan sudah hampir dimulai.
"Kami biasa berlatih pada pukul 07.30 pagi hari, saya selalu datang pukul 06.30-06.45 untuk memulai pemanasan. Tetapi tak ada orang di sana," ucap eks pemain Melbourne Victory itu.
"Biasanya ada beberapa pemain yang masih tidur pada saat latihan dimulai, jadi kami harus menunggu hingga 07.45," katanya.
Marcos Flores juga kecewa dengan perlakuan manajemen Bali United kepadanya yang berusaha sekuat tenaga untuk mengelabui.
"Apakah Bali tempat yang indah? Tentu saja. Tetapi mereka melakukan segala cara untuk tak membayar Anda, selalu berkilah, Anda tahu yang saya katakan," ucap Flores.
(Baca Juga: Popularitas Persib Bandung Jadi yang Terbaik di Asia, Bahkan Kalahkan AS Roma)
"Saya sempat menolak kontrak dari Bali United saat saya kembali ke Argentina setelah ayah saya meninggal," tuturnya.
Meski sudah setahun tak bermain sepak bola, Marcos Flores masih belum berniat untuk pensiun.
Dia masih berniat melanjutkan karier sebagai pesepak bola sebelum akhirnya membuka sekolah sepak bola dan menjadi pelatih.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | ftbl.com.au |
Komentar