Torsi berlebih tidak akan keluar jika memang tidak diizinkan oleh perangkat elektroniknya, begitu sebaliknya jika torsi memang harus dikeluarkan lebih banyak.
Itulah alasan mengapa motor MotoGP zaman now tidak mudah mengalami wheelie saat berakselerasi, kesalahan, dan keterbatasan pembalap teratasi.
Padahal zaman dulu motor mudah wheelie ketika torsi terlalu besar saat akselerasi.
"Jadi jika pembalap Yamaha merasa bahwa motor mereka bisa lebih cepat dari itu, mereka akan terus meminta teknisi untuk mengatur strategi dengan tepat, untuk melepaskan potensi penuh dari motor," tutur Cecchinelli.
Mantan petinggi Ducati Corse itu menambahkan untuk menemukan kalibrasi ECU yang tepat, para pabrikan harus melakukan perhitungan dan uji coba dahulu.
Baca Juga : Kabar Buruk Kembali Menimpa Jorge Lorenzo, Museum Miliknya Ditutup
Jadi perhitungan hanya bisa didapatkan di atas trek.
Karena semuanya tergantung dari motor dan kecocokan para pembalap dan juga tergantung dari kondisi trek maupun komponen lainnya saat balap.
"Kau tidak bisa menghitung semuanya di markas, karena ketika di trek balap sebenarnya menemui beberapa debu di lintasan, suhu tertentu, jenis ban tertentu, dan faktor lainnya," tambahnya.
Yamaha M1 2018 sering kehilangan traksi ban belakang saat menikung di suhu trek yang tinggi.
Solusi yang mungkin bisa menjadi satu-satunya pilihan bagi Yamaha adalah mendatangkan insinyur elektronika yang memiliki pengalaman terhadap ECU keluaran Magneti Marelli.
Hal itu yang sudah dilakukan oleh Honda dengan merekrut Filippo Tosi yang pernah bekerja di Magneti Marelli dan Ducati.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | GridOto.com, Crash.net |
Komentar