Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Otaknya Motor MotoGP, Begini Cara Kerja ECU yang Bikin Yamaha Frustasi

By Samsul Ngarifin - Rabu, 30 Januari 2019 | 21:17 WIB
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, saat melakukan uji coba di Sirkuit Jerez, Spanyol, Kamis (
samsulngarifin
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, saat melakukan uji coba di Sirkuit Jerez, Spanyol, Kamis (

BOLASPORT.COM - Seiring berkembangnya zaman, teknologi motor MotoGP saat ini mengalami perubahan yang signifikan.

Sejak penyeragaman ECU (Electronic Control Unit) pada tahun 2016, MotoGP jauh lebih kompetitif.

Namun hal itu juga menyisakan beberapa masalah bagi tim, seperti yang dialami Valentino Rossi dan Maverick Vinales di tim Yamaha.

Baca Juga : Hanya Rotasi, Yamaha Masih Belum Turuti Keinginan Valentino Rossi

Berbicara mengenai ECU, ternyata komponen tersebut memiliki cara kerja yang sangat rumit. Jika setup tidak cocok, hal itu berdampak pada hasil ketika balapan.

Hal inilah yang masih membuat Yamaha pusing, karena masalah pada perangkat elektronik membuat kinerja motor tidak maksimal.

Sehingga Valentino Rossi dan Maverick Vinales sering mengeluhkan kurangnya grip pada ban belakang motor Yamaha M1.

Beda kondisi trek, beda suhu, beda gaya balap, mau pun beda ban, ECU akan mengatur respons motor terhadap masing-masing kondisi tadi.

Tiap tim berlomba-lomba untuk jadi yang terbaik di sektor elektronik.

Karena kunci kemenangan tidak hanya masalah pembalap, mesin, atau sasis saja, tetapi juga komponen elektronik.

Sampai beberapa waktu lalu, Yamaha bekerja sangat keras demi memperbaiki ketertinggalannya dari Ducati dan Honda di bagian elektronik.

Seberapa penting sih ECU ini?

Baca Juga : Bos Petronas Yamaha SRT Beri Peringatan kepada Rossi dan Vinales

Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, mengatakan bahwa jawaban untuk masalah ECU adalah kalibrasi.

Cara kerja ECU sebenarnya sama untuk semua orang. Yang jadi pembeda adalah ribuan kombinasi angka pada program tiap-tiap pabrikan.

Secara garis besar, ECU mengatur seluruh kontrol yang ada di motor, seperti sasis, traksi, sampai wheelie.

"Strategi kontrol sasis, traksi, dan wheelie tiap tim berbagi mode fungsi yang sama, yaitu mendapatkan input data, mengolahnya, dan menghasilkan pengurangan torsi," kata Corrado Cecchinelli dikutip BolaSport.com dari Crash.

"Jadi, saat akselerasi di trek lurus, kontrol traksi dan kontrol wheelie beroperasi secara paralel. Namun jika salah satu dari keduanya menemukan alasan untuk mengurangi torsi, maka ECU akan mengurangi torsi," tutur Cecchinelli.

Baca Juga : Franco Morbidelli Persilahkan Lewis Hamilton Jajal Yamaha M1 Miliknya

Torsi berlebih tidak akan keluar jika memang tidak diizinkan oleh perangkat elektroniknya, begitu sebaliknya jika torsi memang harus dikeluarkan lebih banyak.

Itulah alasan mengapa motor MotoGP zaman now tidak mudah mengalami wheelie saat berakselerasi, kesalahan, dan keterbatasan pembalap teratasi.

Padahal zaman dulu motor mudah wheelie ketika torsi terlalu besar saat akselerasi.

"Jadi jika pembalap Yamaha merasa bahwa motor mereka bisa lebih cepat dari itu, mereka akan terus meminta teknisi untuk mengatur strategi dengan tepat, untuk melepaskan potensi penuh dari motor," tutur Cecchinelli.

Mantan petinggi Ducati Corse itu menambahkan untuk menemukan kalibrasi ECU yang tepat, para pabrikan harus melakukan perhitungan dan uji coba dahulu.

Baca Juga : Kabar Buruk Kembali Menimpa Jorge Lorenzo, Museum Miliknya Ditutup

Jadi perhitungan hanya bisa didapatkan di atas trek.

Karena semuanya tergantung dari motor dan kecocokan para pembalap dan juga tergantung dari kondisi trek maupun komponen lainnya saat balap.

"Kau tidak bisa menghitung semuanya di markas, karena ketika di trek balap sebenarnya menemui beberapa debu di lintasan, suhu tertentu, jenis ban tertentu, dan faktor lainnya," tambahnya.

Yamaha M1 2018 sering kehilangan traksi ban belakang saat menikung di suhu trek yang tinggi.

Solusi yang mungkin bisa menjadi satu-satunya pilihan bagi Yamaha adalah mendatangkan insinyur elektronika yang memiliki pengalaman terhadap ECU keluaran Magneti Marelli.

Hal itu yang sudah dilakukan oleh Honda dengan merekrut Filippo Tosi yang pernah bekerja di Magneti Marelli dan Ducati.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Doddy Wiratama
Sumber : GridOto.com, Crash.net

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
16
39
2
Chelsea
17
35
3
Arsenal
17
33
4
Nottm Forest
17
31
5
Bournemouth
17
28
6
Aston Villa
17
28
7
Man City
17
27
8
Newcastle
17
26
9
Fulham
17
25
10
Brighton
17
25
Klub
D
P
1
Persebaya
16
37
2
Persib
15
35
3
Persija Jakarta
16
28
4
PSM
16
27
5
Borneo
16
26
6
Dewa United
16
25
7
Arema
16
25
8
Bali United
15
24
9
Persik
16
24
10
Persita
16
24
Klub
D
P
1
Atlético Madrid
18
41
2
Real Madrid
18
40
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Atalanta
17
40
2
Napoli
17
38
3
Inter
15
34
4
Lazio
17
34
5
Fiorentina
15
31
6
Juventus
17
31
7
Bologna
16
28
8
Milan
16
26
9
Udinese
16
20
10
Roma
17
19
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X